BMKG: Curah Hujan Jabodetabek Masih Tinggi 3 Hari ke Depan

Tingginya curah hujan di Jabodetabek juga dipengaruhi periode La Nina.

Prayogi/Republika.
Kabut dan hujan menutupi gedung bertingkat di Kawasan kuningan, Jakarta, Ahad (24/1). Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dodo Gunawan menyampaikan curah hujan di Jakarta dalam 10 hari ke depan diprediksi merupakan kategori menengah yaitu Intensitas kategori menengah berkisar 50-150 mm, Kendati demikian Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tetap harus mewaspadai bencana hidrometeorologi seperti genangan, banjir, banjir bandang dan sebagainya. Ditambah lagi, cuaca ekstrem yang melanda ibu kota tercatat cukup sering terjadi.Prayogi/Republika.
Rep: Zainur Mahsir Ramadhan   Red: Bayu Hermawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Fachri Rajab mengingatkan warga Jabodetabek, dalam tiga hari ke depan curah hujan berpotensi masih tinggi. Menurutnya, puncak musim hujan memang menjadi salah satu pengaruh kemungkinan tersebut.

Baca Juga


Fachri mengatakan tingginya curah hujan juga dipengaruhi periode La Nina, yang masih berlangsung di seluruh wilayah Indonesia, termasuk Jabodetabek. "Dengan adanya La Nina ini, intensitas hujan akan semakin meningkat," ujarnya ketika dikonfirmasi Republika.co.id, Ahad (24/1).

BMKG, kata dia, selalu mengukur curah hujan dalam 24 jam terakhir. Hasilnya, memang selalu ada peningkatan. Khususnya di Manado dan Kalimantan Selatan yang curah hujannya bisa mencapai 250 mm per hari.

Ketika ditanya intensitas dan curah hujan di Jakarta yang sama, ia menampiknya. Menurut Fachri, curah hujan di Jabodetabek memang selalu bertambah akhir-akhir ini, namun, masih jauh jika dibandingkan dengan dua lokasi sebelumnya.

"Jakarta sejauh ini (curah hujannya) belum ada yang mencapai seperti itu (Kalsel dan Manado)," katanya.

Dalam 24 jam terakhir, tepatnya data Sabtu (23/1) kemarin, curah hujan tertinggi di DKI Jakarta ia sebut ada di Tanjung Priok, sekitar 81 mm. Dan disusul Cengkareng, sekitar 58 mm.

"Masih di bawah seratus," ucapnya.

Hujan yang mengguyur Jakarta sejak Ahad (24/1) dini hari mengakibatkan banjir di sejumlah titik. Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, hingga Ahad siang pukul 12.00 WIB, tercatat ada tujuh rukun tetangga (RT) dan 15 ruas jalan yang terendam banjir. 

Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) BPBD DKI Jakarta, Mohamad Insaf, lewat keterangan tertulisnya, mengatakan, banjir kali ini belum memaksa warga untuk mengungsi. "Warga yang mengungsi dan pos pengungsian belum ada," katanya.

Insaf menjelaskan, banjir melanda tiga RT di Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara. Banjir dengan rata-rata 10 cm itu diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi dan adanya kenaikan permukaan laut atau banjir Rob.

Empat RT lainnya yang terendam berada di Jakarta Timur. Penyebanya curah hujan tinggi. Rinciannya, satu RT terendam dengan ketinggian 20 cm di Kelurahan Malaka Sari. Tiga sisanya dengan ketinggian berkisar 25 - 80 cm berada di Kelurahan Pondok Kelapa.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler