Warga Miskin Dunia Bertambah Hingga 500 Juta Orang pada 2020

Butuh waktu 10 tahun untuk warga miskin bangkit dari dampak ekonomi Covid-19

wordpress
Warga miskin, ilustrasi
Rep: Kamran Dikarma Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Lembaga Oxfam International memperkirakan terdapat penambahan antara 200 hingga 500 juta warga miskin di seluruh dunia tahun lalu. Ia menyebut diperlukan waktu lebih dari 10 tahun bagi mereka untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Baca Juga


Temuan itu dirilis saat Forum Ekonomi Dunia dihelat di Davos, Swiss, Senin (25/1). Dalam survei terhadap 295 ekonom dari 79 negara, Oxfam menemukan 87 persen responden memperkirakan ketimpangan pendapatan di negara mereka akan meningkat atau semakin menjulang akibat pandemi. 

Menurut laporan Oxfam, orang-orang yang miskin terpukul lebih parah akibat pandemi. Efeknya dirasakan oleh perempuan, orang kulit hitam, keturunan Afro, penduduk asli atau pribumi, dan komunitas yang secara historis terpinggirkan serta tertindas di seluruh dunia. 

"Kesenjangan yang dalam antara yang kaya dan yang miskin terbukti sama mematikannya dengan virus. Perjuangan melawan ketidaksetaraan harus menjadi inti dari upaya penyelamatan serta pemulihan ekonomi," kata Direktur Eksekutif Oxfam International Gabriel Bucher, dikutip laman Aljazirah.

Oxfam menyebut resesi telah berakhir bagi miliarder terkaya di dunia. Mereka telah mengganti kerugiannya dalam waktu sembilan bulan sejak pandemi mulai menyebar ke seluruh dunia. 

"1.000 miliarder teratas, terutama pria kulit putih, telah memulihkan semua kekayaan yang telah hilang, bahkan saat ekonomi riil menghadapi resesi terdalam dalam satu abad," kata Oxfam dalam laporannya. 

 

Miliarder secara global melihat kekayannya meningkat 3,9 triliun dolar AS pada periode antara 18 Maret dan 31 Desember 2020. Total kekayaan mereka sekarang mencapai 11,95 triliun dolar AS. Antara April hingga Juli tahun lalu, 10 miliarder terkaya di dunia secara kolektif mengalami peningkatan kekayaan sebesar 540 miliar dolar AS. 

Pada saat bersamaan, ratusan juta orang di seluruh dunia kehilangan pekerjaan. Mereka menghadapi kemiskinan dan kelaparan. Oxfam memperkirakan jumlah orang yang hidup kemiskinan meningkat antara 200 dan 500 juta tahun lalu. "Jumlah orang yang hidup dalam kemiskinan mungkin tidak akan kembali ke tingkat sebelum krisis selama lebih dari satu dekade," katanya. 

Oxfam mendesak para pemerintah bertindak cepat. "Pemerintah harus menetapkan target yang konkret dan terikat waktu untuk mengurangi ketidaksetaraan, dan tidak hanya kembali ke tingkat sebelum krisis," ucapnya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler