Nakes DIY tak Lolos Screening Vaksinasi di Bawah 5 Persen
Nakes di DIY yang tak lolos screening umumnya karena hipertensi dan kelelahan
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, Pembayun Setyaningastutie mengatakan, sumber daya manusia kesehatan (SDMK) yang tidak lolos screening untuk mengikuti program vaksinasi Covid-19 di bawah lima persen. SDMK merupakan prioritas untuk mendapatkan vaksin di tahap pertama.
Pembayun menyebut, SDMK yang tidak lolos ini dikarenakan tidak masuk dalam kriteria untuk mendapatkan vaksin Sinovac. Mayoritas mereka yang tidak lolos dikarenakan memiliki hipertensi, hamil dan menyusui.
"Hipertensi ini kalau ditelusuri lagi, memang ada beberapa dari mereka karena masih khawatir (akan vaksin)," kata Pembayun Pembayun dalam diskusi wartawan DPRD DIY, Senin (25/1).
Selain itu, hipertensi yang dialami beberapa SDMK tersebut dikarenakan lelah, terutama SDMK yang menangani pasien Covid-19. Bahkan, katanya, hal ini tidak hanya terjadi di DIY, namun juga di daerah lainnya di Indonesia.
Kelelahan yang dialami SDMK ini dikarenakan lonjakan kasus positif Covid-19 yang terus terjadi di DIY. Sementara, jumlah tenaga kesehatan yang menangani Covid-19 tidak sebanding dengan pertambahan kasus tiap harinya.
Baca juga : Minyak Kayu Putih dan Uap Air Panas Bukan Obat Covid-19
"Karena kami bekerja terus, sehingga akhirnya kami lelah. SDMK kita ini juga disamping memberikan layanan, tapi juga menjaga kesehatan," ujarnya.
Terkait pelaksanaan vaksinasi tahap pertama di DIY, baru dilakukan di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Namun, tiga kabupaten lainnya seperti Bantul, Kulon Progo dan Gunungkidul masih menunggu datangnya vaksin Covid-19 atau Sinovac.
Berdasarkan data per 24 Januari 2021, pelaksanaan tahap pertama vaksinasi ini baru mencapai 35,17 persen. "Harapan pemerintah yang kemudian menargetkan akhir Januari ini atau setiap pekannya itu paling tidak ada satu juta SDMK yang sudah divaksinasi di Indonesia. Kita masih di angka 35,17 persen. Tertinggi di Kota Surakarta sudah sampai di angka 70 persen," jelasnya.
Pembayun menjelaskan, vaksinasi tahap pertama di Kota Yogyakarta direncanakan dengan menyasar sejumlah 8.496 SDMK. Namun, hanya 8.125 SDMK yang melakukan registrasi untuk mendapatkan vaksin.
Dari 8.125 SDMK tersebut, baru 3.030 SDMK yang sudah divaksin per 24 Januari kemarin. Sedangkan, Sleman sudah melakukan penyuntikan vaksin kepada 4.687 SDMK.
Baca juga :Setiap Malam Orang Indonesia Ngelonin 'Istri Belanda'
Sementara, sasaran vaksinasi di Sleman sejumlah 13.446 SDMK dan hanya 12.694 diantaranya yang melakukan registrasi. Dengan begitu, total SDMK yang sudah divaksin di Kota Yogyakarta dan Sleman yaitu 7.717 atau 35,17 persen.