Menkes: Perlu Bantuan Swasta untuk Sejuta Vaksinasi per Hari

Ada banyak tantangan yang dihadapi sehingga pemerintah butuh bantuan swasta.

Republika/nawir arsyad akbar
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Menkes mengatakan, dengan berbagai tantangan, pemerintah membutuhkan bantuan sektor swasta untuk melakukan sejuta vaksinasi sehari.
Rep: Fauziah Mursid Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap alasan perlunya sektor swasta ikut membantu pemerintah dalam proses vaksinasi Covid-19 selama setahun.

Baca Juga


Budi mengatakan, demi mencapai kekebalan komunitas (herd immunity) diperlukan 70 persen penduduk Indonesia atau 180 juta orang yang divaksin. Dengan asumsi target vaksinasi setahun dengan jenis vaksin dua dosis maka perlu dilakukan penyuntikan 362 juta dosis atau sekitar satu juta vaksinasi per hari.

"Satu juta sehari ini jadi tantangan kita dan alasan mengapa kita tidak hanya melakukan (vaksinasi di) puskemas, fasilitas kesehatan dasar, dan rumah sakit," ujar Budi dalam Mandiri Investment Forum secara virtual pada Rabu (3/2).

Budi melanjutkan, tak hanya sejuta vaksinasi per hari, tantangan vaksinasi di Indonesia lainnya yakni wilayah geografis dari 34 provinsi. Distribusi vaksin ke 34 provinsi yang luas dan tetap menggunakan distribusi rantai dingin juga menjadi tantangan.

Karena itu, Budi menilai beragam tantangan itu membuat perlunya sektor swasta dalam membantu proses vaksinasi. "Kita punya distribusi vaksin besar, ukuran jumlahnya besar dan sektor swasta (mandiri) bisa membantu kita," kata Budi.

Baca juga : Seorang Nakes di Garut Dilaporkan Pingsan Selepas Vaksinasi

Apalagi, hingga kini belum dapat dipastikan jangka waktu efektifitas vaksin menciptakan kekebalan seseorang. Karena itu, jarak vaksinasi masyarakat tidak boleh terlalu jauh demi mengupayakan kekebakan komunitas.

"Itu alasan kenapa butuh satu juta dosis, kita harus memvaksinasi satu juta sehari, ini tantangan. kita enggak bisa hanya mengandalkan puskesmas, tapi juga dengan beberapa sektor lain," kata dia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler