Sidebar

India Tunda Pasokan Vaksin untuk Swasta di Bangladesh

Thursday, 04 Feb 2021 22:50 WIB
India Tunda Pasokan Vaksin untuk Swasta di Bangladesh. Seorang pekerja kesehatan memberikan vaksin Covid-19 di sebuah Rumah Sakit di New Delhi, India, Sabtu, 16 Januari 2021. India mulai menyuntik petugas kesehatan pada Sabtu dalam kampanye vaksinasi Covid-19 terbesar di dunia.

IHRAM.CO.ID, NEW DELHI -- Perusahaan Beximco Pharmaceuticals Ltd Bangladesh mengatakan Institut Serum India (SII) menunda pasokan pertama vaksin Covid-19 untuk penjualan pribadi, Kamis (4/2).

Baca Juga


Beximco adalah distributor eksklusif di Bangladesh atas vaksin yang dikembangkan Universitas Oxford dan AstraZeneca di Bangladesh. SII, produsen vaksin terbesar di dunia, memproduksi dalam jumlah besar untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Perusahaan Bangladesh itu menerima lima juta dosis minggu lalu, dari 30 juta yang dipesannya dari SII untuk program imunisasi Bangladesh yang dimulai minggu depan. Beximco secara terpisah memesan satu juta dosis untuk dijual di pasar swasta, dengan harapan untuk mulai memasarkannya bulan ini.

"Namun, perusahaan sekarang telah diberitahu oleh SII bahwa cicilan pertama (500 ribu dosis) dari pasokan ini akan ditunda menyusul prioritas pada penyediaan dosis vaksin untuk program vaksinasi massal pemerintah dan inisiatif COVAX yang dipimpin WHO atas penggunaan pembayaran pribadi,” kata Beximco dalam dokumen pengajuan perizinina.

"Masih belum jelas berapa lama penundaan ini akan berlangsung."

Kepala operasional Beximco mengatakan kepada Reuters bulan lalu bahwa perusahaan dapat membeli hingga tiga juta dosis vaksin dari SII dengan harga masing-masing sekitar 8 dolar AS untuk dijual di pasar swasta. Harganya sekitar dua kali lipat dari 4 dolar AS per dosis yang disetujui Beximco untuk program pemerintah.

AstraZeneca telah terlibat dalam perselisihan di Eropa setelah mengatakan akan menghentikan pasokan vaksinnya di sana pada kuartal pertama. WHO telah menyerukan agar vaksin harus dibagikan secara adil. WHO mendesak negara-negara agar tidak berdesak-desakan untuk pengiriman.

Berita terkait

Berita Lainnya