Dampak Pandemi, Ford Rugi Rp 17,92 Triliun Sepanjang 2020
Pendapatan Ford pada tahun lalu turun 18 persen dibandingkan 2019.
REPUBLIKA.CO.ID, DETROIT – Produsen mobil asal Amerika Serikat (AS) Ford Motor Co. kehilangan 1,28 miliar dolar AS atau sekitar Rp 17,92 triliun (kurs Rp 14.000 per dolar AS) sepanjang tahun lalu karena harus melakukan restrukturisasi besar-besaran akibat pandemi Covid-19.
Tapi, Ford mengatakan, perusahaan menghasilkan arus kas yang kuat dan akan menggunakan semua kendaraan listrik. Perusahaan akan menghabiskan setidaknya 22 miliar dolar AS untuk mengembangkan kendaraan listrik dari 2016 hingga 2025, naik hampir dua kali lipat dibandingkan yang diumumkan sebelumnya.
Mengecualikan produksi barang satu-kali, Ford menghasilkan 41 sen per saham untuk tahun lalu. Jumlah tersebut mengalahkan perkiraan Wall Street yang memproyeksikan titik impas.
Sementara itu, pendapatan Ford pada tahun lalu adalah 127,1 miliar dolar AS, turun 18 persen dibandingkan 2019. Analais memperkirakan pendapatan 128,2 miliar untuk tahun tersebut.
Seperti dilansir di AP News, Kamis (4/2), Ford juga kehilangan 2,8 miliar dolar AS pada kuartal keempat. Mengecualikan item satu kali pakai, perusahaan menghasilkan 34 sen per saham, mengalahkan ekspektasi Wall Street yang merugi 7 sen per saham.
Sebelum pajak, perusahaan menghasilkan 1,7 miliar dolar AS pada 2020. Tapi, nilai itu turun dengan biaya restrukturisasi di Eropa, Amerika Selatan (AS) dan tempat lain. Kebijakan pemerintah untuk menarik 610 juta dolar AS terhadap 2,7 juta kendaraan yang memiliki inflator kantung udara Takata berbahaya juga menjadi kontributor penurunan pendapatan perusahaan. Begitupun dengan biaya akuntansi satu kali sebesar 1,2 miliar dolar AS untuk penurunan nilai dana pensiun.
Perusahaan memperkirakan laba yang lebih normal pada 2021, memperkirakan 8 miliar dolar AS hingga 9 miliar dolar AS dalam pendapatan sebelum pajak. Itu termasuk keuntungan 900 juta dolar AS atas investasinya di startup kendaraan listrik Rivian, serta dampak buruk dari kekurangan chip semikonduktor yang sekarang melanda industri otomotif global.
Ford mengatakan, meskipun mengalami kerugian tahunan, perusahaan menghasilkan 1,9 miliar dolar AS arus kas bebas pada kuartal keempat. Realisasi itu menyumbang saldo kas akhir tahun hampir 31 miliar dolar AS untuk membantu investasinya dalam kendaraan listrik.
Meski investasi kendaraan listrik meningkat, Chief Financial Officer John Lawler berhenti menyamai saingannya, General Motors, yang hanya menjual kendaraan ringan serba listrik pada 2035.
Lawler mengatakan, perusahaan fokus membawa kendaraan listrik ke pasar dengan cepat. SUV listrik Mustang Mach E milik perusahaan sudah mulai dijual sementara van full size Transit listrik diproyeksikan segera ditawarkan ke pasar. Pickup F-150 listrik juga direncanakan dijual tahun depan.
"Kami sekarang fokus untuk membuat perbedaan," kata Lawler.
Ford juga mengatakan akan menghabiskan 5 miliar dolar AS untuk mengembangkan kendaraan otonom hingga 2025. CEO Jim Farley mengatakan, perusahaan sedang mempersiapkan sel baterai berteknologi terdepan yang cukup ketika harus meluncurkan lebih banyak kendaraan listrik di pasar yang semakin kompetitif.