Pentingnya Menjaga Tradisi Berkisah
Sekitar 80 persen isi kandungan Alquran adalah kisah-kisah.
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Muslich Taman
Penting bagi setiap orang tua untuk mencari strategi yang tepat dalam menyampaikan nasehat tentang nilai-nilai kebaikan kepada anak-anaknya. Begitu juga para guru kepada murid-muridnya. Strategi yang membuat anak merasa nyaman dan senang mendengarkan nasehat yang disampaikan, sekaligus dapat menerima inti pesan yang ada. Lalu, mau menerapkannya dalam kehidupan.
Menurut sebuah hasil penelitian, salah satu strategi yang tepat dan jitu terkait hal di atas adalah berkisah. Melalui berkisah, seseorang pada umumnya merasa senang dan lebih mudah menerima pesan yang disampaikan. Pada saat yang sama, dia tidak merasa digurui. Dan karena itu pulalah, menurut para ahli tafsir, yang menjadi salah satu alasan, kenapa Alquran banyak berisi kisah-kisah dalam penyampaian pesan-pesannya kepada umat manusia.
Dijelaskan dalam surat Al-Kahfiayat 13, Allah berfirman:
نحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُمْ بِالْحَقِّ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آَمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى
“Kami mengisahkan untukmu (Nabi Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka.”
Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya mengatakan, bahwa ayat ini termasuk ayat yang menjadi dasar tentang pentingnya memanfaatkan kisah sebagai sarana untuk memaparkan tujuan sesuatu dan menjelaskannya.
Begitu juga Imam Asy-Sya’rawi, terkait hal ini ia mengatakan, bahwa sebaik-baik kisah adalah kisah Alquran. Ia mampu menjelaskan kejadian yang ada dengan cermat dan menggambarkan peristiwa secara tepat. Karena itu, dalam sejarah Islam dikenal adanya para ahli kisah yang memiliki keahlian khusus menjelaskan kepada masyarakat sebuah peristiwa yang ada dengan detil dan jelas.
Manfaat metode berkisah yang diterapkan Alquran, dikuatkan pula hasil penelitian tiga orang berkebangsaan Jerman, H.G. Wahn, W. Hesse, dan U. Schaefer, yang menyatakan bahwa, kisah merupakan media sangat efektif dan menarik untuk menyampaikan pelajaran dan nasehat kepada anak-anak. Anak-anak yang sering diceritakan kisah pada umumnya tumbuh menjadi anak yang lebih pandai, lebih tenang, lebihterbuka, dan lebih seimbang kepribadiannya.
Di era digital akhir-akhir ini, kegiatan berkisah di mata anak-anak tidak popular lagi. Sejak bangun tidur hingga beranjak menuju tempat tidur lagi, anak-anak lebih banyak disuguhi game yang ada di gadget, atau tayangan-tayangan televisi yang acapkali tidak tepat, bahkan merusak dan meracuni kepribadian anak.
Padahal, kegiatan berkisah yang bisa dilakukan oleh orangtua, ayah atau ibu, sebetulnya menjadi pilihan tepat yang memikat hati mereka juga mendatangkan banyak manfaat. Berkisah bisa menjadi momentum terbaik untuk mempererat ikatan batin dan komunikasi antara orangtua dan anak, atau antara guru dan peserta didik.
Dengan mendengarkan kisah, khususnya kisah kepahlawanan para orang mulia, dapat mengasah ketajaman daya pikir dan imajinasi. Ia dapat membentuk visualisasinya sendiri dari cerita yang dibaca atau didengarkan. Ia juga dapat membayangkan seperti apa tokoh-tokoh, atau situasi dan kondisi yang muncul dari cerita tersebut. Dengan demikian, anak dapat terlatih kreativitasnya. Kisah juga merupakan model yang efektif untuk menanamkan berbagai nilai moral (karakter) dan etika kepada anak-anak para peserta didik.
Kenyataan di atas dicontohkan sendiri secara langsung oleh Allah SWT dalam Alquran ketika Dia menyampaikan pelajaran dan pesan-pesan syariat-Nya kepada segenap hamba-Nya melalui para Rasul-Nya. Prof Dr HM Roem Rowi, MA, seorang ulama dan guru besar Ilmu Alquran menyatakan, bahwa sekitar 80 persen isi kandungan Alquran adalah kisah-kisah.
Lebih lanjut Profesor Roem Rowi memberi alasan mengapa kisah-kisah tersebut mendominasi isi Alquran. Beliau menjelaskan, “Karena, metode kisah itu merupakan cara yang paling disenangi orang, paling memesona, dan paling mengena. Bukan hanya anak TK yang menyukai kisah, orang tua pun terpesona dengan kisah. Jadi, satu cara penyampaian pesan yang paling mengena itu adalah dengan kisah.”
Maka, di saat pandemi seperti ekarang ini, di mana banyak orangtua lebih sering di rumah, hendaknya memanfaatkan kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya, untuk lebih mendekatkan diri dengan anak-anak. Caranya, terutama dengan berkisah dan bercerita kepada mereka tentang kesuksesan orang-orang hebat dalam berjuang di jalan Allah. Hal itu penting untuk memotivasi anak-anak agar menjadi para pejuang kebaikan.
Wallahu a`lam bishshawab.