Sosok Ustaz Maaher yang Sering Menangis

Ustaz Derry Sulaiman meungkapkan Ustaz Maaher sering menangis.

Dok Pribadi
Ustaz Maheer At-Thuwailibi
Rep: Ali Yusuf Red: Muhammad Subarkah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sahabat almarhum ustaz Maaher At-Thuwailibi, Derry Sulaiman menyampaikan bahwa ustaz Maher merupakan pribadi lemah lembut dan humoris. Kata dia begitu lembut hatinya, ustaz Maaher mudah menangis ketika berbicara agama, terutama tentang pejuangan Rasulullah SAW serta para sahabatnya dalam menegakan syariat Islam.


"Dia terkesan ekstrim, tapi aslinya dia humoris, dia lembut banget, dia betul-betul suka bercanda. Dia orangnya baik banget 'wallohi' (demi Alloh). Dia berkali-kali telepon ana dia nangis nangis terus berarti hatinya lembut banget," kata Ustaz Derry saat berbincang dengan Republika melalui sambungan telepon, Selasa (9/2).

Derry mengatakan, bahwa sahabatnya itu merupakan santri Kelahiran Medan Sumatra Utara. Sejak kecil ia aktif dengan para ahbab atau jamaah tabligh di Medan.

"Jadi dia paham betul dengan fokus ini. Dia pernah belajar ikuti tiga, hari bahkan beberapa hari dengan jamaah waktu dia masih kecil," kenangnya.

Untuk mematangkan ilmu dan pengetahuan agamanya, Maaher masuk pesantren. Menurut cerita Maaher kepada Derry, pesantren tempat dia belajar ilmu agama Islam itu lebih kepemahaman salafi dan wahabi. 

Baca juga : Permohonan Merujuk Ustadz Maaher ke RS Ummi Ditolak Polri

"Tahu-tahu kata versinya beliau itu ikut di pesantren dan kepahaman salafi, wahabi. Setelah selesai mondok itu dia bilang beliau salafi garis lurus," katanya.

Ustaz Derry mengatakan bahwa dia merupakan founder gerakan 'Salafi garis lurus.' "Maher memang salafi, akan tetapi tidak keras seperti yang lain menyalahkan orang yang tidak sepaham. Justru Derry dengan kepahamannya dia menjadi lebih keras menghantam takfiri orang orang-orang yang suka mengkafir-kafirkan, menyesat-nyesatkan itu."

"Jadi ustaz Maher ini mengakui, tapi muamalah beliau dengan semua orang bagus," katanya.

Menurut Derry salah satu kelebihan yang dimiliki ustaz Maaher, adalah keistikomahannya dalam membela para ulama yang dihinakan oleh orang-orang benci terhadap agama Islam. Bahkan Derry mengaku pernah dibelanya ketika sedang dakwah di Bali. 

"Ana berkali-kali dibela juga, jamaah tablig berkali-kali dibela sama dia. Dulu istri anak juga di Bali pernah dapat musibah ditendang orang, Ustaz Somad pun dia bela, ustaz Umar dinista orang dibela, dan dia selalu aktif membela ulama," katanya.

Derry mengungkapkan, ustaz Maaher merupakan sosok yang tegas. Dan terkesan kasar itu kepada penista-penista agama yang betul-betul menurut ustad Maher itu tak pantas untuk 'dibaik-baikin'.

"Dan dia selalu datang ke ke rumah saya. Ustaz Maher menceritakan, ustaz kita bagi-bagi tugas. Antum yang menanam padi aku yang bunuh hamanya begitu," katanya.

Derry mengatakan, almarhum memangnsangat mengidolakan Habib Rizieq dalam berdakwah. Jadi kata dia, ustaz Maher sangat membenci penista agama.

"Karena di menggunakan kalimat kalimat yang betul betul dia pilih diksi-diksi kasar itu untuk menampakkan kebenciannya kepada orang-orang itu," katanya.

Akan tetapi, kata Derry kepada ulama-ulama, almarhum sangat takzim. Bahkan kepada Habib Lutfi bin Yahya itu dia sangat menghormati selain karena duriah Rasulullah SAW, beliau juga ulama yang tinggi ilmunya.

"Kalau menurut ana tidak ada sedikitpun penghinaan-penghinaan di sana. Ini menurut ana ya karena ana memandang secara umum dan adil ya. Ana itu muhibbin (pencinta) Habib Luthfi dan putranya juga berteman dengan Maaher," katanya.

Derry mengatakan, awal dia mengatakan Habib Luthfi cantik sebenarnya untuk membalas postingan orang yang mengejeknya cantik, karena ia hari-hari memang selalu memakai serban seperti memakai jilbab. Atas balasan respons itu, Maaher sudah meminta maaf dan ingin sekali mencium tangan dan kaki Habib Luthfi. 

"Kalau ana yang  menjadi Habib Luthfi akan keluarkan dia. Karena dia kan baru 29 tahun umurnya masih muda. Sama seumuran cucunya Habib Luthfi," katanya.

Menurutnya, kasus ini sebenarnya tidak perlu diperpanjang dan penegak hukum bisa memberikan kesempatan kepada masing-masing pihak saling memaafkan. Apalagi saling memaafkan merupakan perintah agama yang selalu didakwahkan para ulama dan habaib di setiap majelis-majelis ilmunya.

"Maksudnya jangan diseriuskan semua di sosial media. Tapi sudahlah ini sudah menjadi takdir Allah terjadi. Saya yakin Habib Luthfi juga sudah memaafkan cuman proses hukum berjalan terus ya meskipun tidak semudah itu juga kadang kita bikin laporan polisi perlu waktu juga untuk mencabut laporan itu," katanya.

Meski demikian ia memastikan bahwa penahanan ini bukan karena status dia sebagai pelaku kiminal yang merugikan orang lain. Maaher menjadi tersangka yang setiap orang pasti kena jika dicari-cari kesalahannya.

"Jadi ana rasa ustad Maaheer ini beliau ditahan atas satu perkara yang bukan sebuah perkara yang kriminal hanya terkena pasal karet yang bisa saja siapa saja bisa terkena pasal itu kalau dicari-cari negatifnya. Kan gitu," katanya.

Derry menceritakan, bahwa dia bertemu dengan Maaher ketika sama-sama ikut aksi damai 212 dan 414. Dan sebelumnya mereka saling pantau di media sosial sampai akhirnya bertemu saat ikut aksi bela ulama. 

Menurut Derry, ustaz Maaher dimuliakan para ulama seperti Habib Rizieq. Ustaz Abdul Somad juga kata dia tidak pernah menyalahkan gaya ceramahnya yang keras.

"Dia keras memang itu karakternya orang Medan ngomong begitu kan. Jadi tergantung dari kacamata mana dulu orang memandang kasar itu," katanya.

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler