Erupsi, Gunung Raung Masih Berstatus Waspada

Erupsi Gunung Raung ditandai dengan keluarnya abu vulkanik dan suara gemuruh

ANTARA/Budi Candra Setya
Semburan abu vulkanik Gunung Raung terlihat di Sempol, Songgon, Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (9/2/2021). Berdasarkan pantauan Pos Pengamatan Gunung Api Raung, semburan abu vulkanik intensitas tebal dengan tinggi hingga 2.500 meter di atas puncak kawah mengarah ke timur.
Rep: Wilda Fizriyani Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID,  BANYUWANGI -- Gunung Raung masih menunjukkan peningkatan aktivitasnya pada Rabu (10/2) pagi. Meski demikian, status gunung yang berada di wilayah Banyuwangi, Bondowoso dan Jember ini masih berstatus waspada.


Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung, Mukijo menyatakan, erupsi di gunung berketinggian 3.332 mdpl tersebut masih berlangsung hingga saat ini. Hal ini ditandai dengan keluarnya abu vulkanik, suara gemuruh dan cahaya api ketika malam. "Sampai hari ini, pagi tadi, abu dominan ke arah timur," kata Mukijo kepada Republika, Rabu (10/2).

Berdasarkan pengamatan visual, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut 0-III. Asap kawah utama teramati berwarna kelabu dan hitam. Intensitasnya sedang hingga tebal tinggi sekitar 1.000 sampai 2.000 meter (m) dari puncak.

"Dan kalau jangkauan abu tergantung angin. Kalau empat hari terakhir, hujan abu terjadi di Banyuwangi," jelasnya.

 

Pada aspek kegempaan, PPGA Raung mengamati adanya aktivitas tersebut sebanyak satu kali. Gempa tremor menerus terjadi dengan amplitudo tiga sampai 18 milimeter (mm). Namun amplitudo yang paling dominan sekitar tujuh mm.

Mukijo memastikan warga di sekitar Gunung Raung masih aman. Pasalnya, jarak tempat tinggal mereka dengan kawah sekitar 10 kilometer (km). Sementara zona bahaya yang ditetapkan sekitar radius dua km dari kawah utama. 

Meski demikian, Mukijo mengimbau warga di sekitar Gunung Raung tetap waspada. Warga perlu mengantisipasi abu vulkanik dengan memakai masker dan kacamata. Penggunaan alat ini wajib dipakai selama beraktivitas di luar rumah.

 

Saat ini, Mukijo menilai, belum ada potensi lahar dingin dari aktivitas Gunung Raung. Hal ini karena lahar dingin biasanya terjadi apabila terdapat penumpukan material di puncak. "Dan sampai sekarang belum (ada)," ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler