Tentang Kanker Prostat, Penyakit yang Diderita Kak Seto
Seringkali kanker prostat tidak menunjukkan gejala di awal.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Melalui unggahan di media sosial, Psikolog Anak, Seto Mulyadi atau yang akrab dikenal publik dengan sapaan Kak Seto mengumumkan penyakit yang ia derita, yakni kanker prostat. Di unggahan itu, dia juga memohon doa agar operasinya berjalan lancar.
Kanker prostat yang diderita Kak Seto merupakan jenis kanker yang biasanya menyerang pria berumur di atas 50 tahun.
Spesialis Urologi dr. Rachmat Budi Santoso, Sp.U dari RSK Dharmais, Jakarta menjelaskan ketika pria berumur di atas 50 tahun kadar hormon testosteron cepat bertumbuh. Itu yang memicu kanker prostat.
“Semakin bertambah usia lelaki otomatis semakin banyak akumulasi hormon testosteron. Itu salah satu faktor yang membuat seseorang terkena kanker prospat,” kata Rachmat kepada republika.co.id, Sabtu (13/2).
Rachmat menjelaskan, kanker prostat letaknya di pangkal penis. Ada bagian bernama kandung kencing dan uretra yang jika ujungnya ada prostat dan membesar akan menyebabkan gangguan kemih. Hal ini karena saluran kemih di bagian pangkal terjepit sehingga buang air kecil menjadi tidak lancar, bisa pancarannya lemas atau sering bolak-balik buang air kecil.
Faktor lain yang berisiko menyebabkan kanker prostat adalah obesitas dan riwayat penyakit. Jika ada riwayat penyakit, kemungkinan 2,3 kali lipat lebih besar seseornag terkena kanker prostat dibandingkan dengan laki-laki yang tidak memiliki riwayat penyakit.
Selain itu, menurut sebuah jurnal, mengonsumsi daging merah berlebih bisa juga menjadi faktor risiko.
“Jadi kalau di Jepang itu angka kanker prostatnya rendah. Namun, saat orang Jepang pindah ke Amerika dan banyak makan steak, angka tersebut meningkat. Jadi, diambil kesimpulan daging merah menjadi faktor risiko terjadinya kanker prostat,” ujar dia.
Bahayanya, kanker prostat terkadang tidak memiliki gejala sama sekali. Oleh karena itu, Rachmat menganjurkan agar rutin melakukan deteksi dini atau pemeriksaan. Ada dua jenis deteksinya, yaitu dengan skrining Prostate Specific Antigen (SPA) atau cek darah dan pemeriksaan dubur.
“Ada sekitar 75 persen pasien datang berobat ke kami, saat dicek stadiumnya sudah stadium empat. Ini karena mereka tidak cek dari awal jadi lolos. Bisa juga mereka sudah merasakan gejala misalnya pancaran air kemih lemah tapi orang tersebut biasa saja,” ucap dia.
Lebih lanjut, Rachmat mengatakan pengobatan kanker prostat dilakukan sesuai dengan stadiumnya. Jika stadium satu atau belum menyebar, dianjurkan untuk dilakukan operasi prostatektomi. Sedangkan jika kanker itu sudah menyebar, dilakukan terapi hormon.
Kendati penyakit ini berbahaya, ada segelintir tips yang bisa dilakukan guna mencegahnya. Pertama, terapkan hidup sehat. Sebab, pada prinsipnta setiap orang bisa terkena kanker. Makan empat sehat lima sempurna, berolahraga yang cukup, dan memiliki daya tahan tubuh yang baik.
Terpenting, jangan lupa untuk selalu rutin melakukan deteksi dini. “Ini wajib bagi laki-laki atau perempuan. Kalau laki-laki SPA dan perempuan pap smear. Jadi, kalau umurnya sudah 30 tahun atau di atas 35 tahun rutin deteksi dini setahun sekali,” kata dia.