WHO Peringatkan Afrika dengan Risiko Wabah Ebola

Ebola telah ditemukan di Kongo dan Guinea, Afrika

VOA
Pemakaman korban virus Ebola
Rep: Dwina Agustin Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, wabah Ebola di Republik Demokratik Kongo dan Guinea menimbulkan risiko regional yang membutuhkan kewaspadaan yang luar biasa, Senin (15/2). Untuk menahan penyebaran virus, kampanye vaksinasi Ebola telah dimulai di Butembo, daerah Kongo timur.

Baca Juga


"Kami harus sangat waspada, sangat waspada," ujar pakar darurat WHO, Mike Ryan, mengatakan pada jumpa pers.

Kongo telah mengonfirmasi empat kasus Ebola sejak kebangkitan virus diumumkan pada 7 Februari di Butembo. Wilayah tersebut adalah pusat wabah sebelumnya yang diumumkan pada Juni lalu.

Sedangkan, negara Guinea di Afrika Barat mengumumkan wabah Ebola baru pada Ahad (13/2), dengan tujuh kasus yang dikonfirmasi dan tiga kematian. "Penyakit ini (Ebola) mewakili risiko regional," ujar Ryan.

Penyebaran Ebola terjadiu di Guine diduga terjadi akibat proses pemakaman seorang perawat. Badan Keamanan Kesehatan Nasional (ANSS) melaporkan, sebanyak lima orang yang masih hidup telah diisolasi di pusat-pusat perawatan. Tidak diketahui kondisi perempuan yang dikuburkan pada 1 Februari yang jatuh sakit juga meninggal karena Ebola.

"WHO meningkatkan kesiapan & upaya respons terhadap potensi kebangkitan #Ebola di Afrika Barat, wilayah yang sangat menderita akibat Ebola pada tahun 2014," ujar Direktur Regional WHO untuk Afrika, Matshidiso Moeti, di Twitter.

 

Sementara itu, Kongo melaporkan tiga kasus Ebola baru bulan ini di provinsi Kivu Utara bagian timur. Tidak seperti virus korona, Ebola bukanlah penyakit yang ditularkan melalui udara, sehingga tidak mungkin seseorang terinfeksi dengan menghirup udara yang sama dengan pasien.

Respon kesehatan untuk penyakit bergantung pada pelacakan orang-orang yang mungkin telah terpapar virus dan memvaksinasinya. Tidak ada pengobatan tunggal untuk virus Ebola dan hanya melakukan pengobatan pada gejala pasien. Virus itu merenggut lebih dari 11.300 nyawa di Afrika Barat ketika menyapu Guinea, Sierra Leone, dan Liberia pada wabah 2013-2016.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler