Luhut tak Mau Lagi Ada Libur Panjang, Khawatir Kasus Naik

Pemerintah mengaku kecolongan saat diterapkannya libur panjang beberapa waktu lalu.

Republika TV/Havid Al Vizki
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan
Rep: Intan Pratiwi Red: Mas Alamil Huda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah tak ingin mengulang libur panjang seperti tahun lalu yang menambah jumlah kasus Covid-19 secara signifikan. Karena alasan itu, pemerintah memutuskan memangkas jatah cuti bersama saat lebaran nanti.


Luhut mengaku, pemerintah kecolongan saat diterapkannya libur panjang beberapa waktu lalu. Akibatnya, angka penularan Covid-19 bisa naik sampai dua kali lipat. "Makanya kita tidak mau libur panjang lagi. Karena pengalaman kita tahun lalu, begitu libur panjang langsung, dua pekan kemudian naik," ujar Luhut dalam diskusi virtual, Kamis (25/2).

Luhut melanjutkan, pengambilan keputusan tersebut melalui pembicaraan dengan Presiden Joko Widodo. Dia menambahkan, keputusan semacam ini tidak hanya dilakukan pemerintah Indonesia tetapi seluruh dunia.

"Jadi Presiden (bilang) sudahlah kita jangan libur. Kemarin kita libur Imlek. Di dalam rumah saja. Tapi saya kira seluruh dunia melakukan itu," kata Luhut.

Adapun cuti bersama 2021 yang dipangkas sebanyak lima hari, yakni 12 Maret dalam rangka cuti bersama Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, kemudian 17, 18, 19 Mei cuti Bersama dalam rangka Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah, dan 27 Desember cuti bersama di Hari Raya Natal 2021.

 

Kesepakatan perubahan itu tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) yang ditandatangani Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, Menteri Pendayagunaan Apartur Negara dan Reformasi Birokrasi. SKB tersebut bernomor 281 2021, Nomor 1 2021, dan Nomor 4 2020 Tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2021.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
 
Berita Terpopuler