Twitter akan Sanksi Penyebar Disinformasi Vaksin Covid-19

Twitter akan memperluas penggunaan label peringatan terhadap cuitan vaksin Covid-19.

Reuters
Twitter akan memperluas penggunaan label peringatan terhadap cuitan vaksin Covid-19.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Disinformasi seputar vaksin Covid-19 dapat dengan mudah ditemui di media sosial. Untuk mengantisipasi hal ini, Twitter akan memperluas penggunaan label peringatan terhadap cuitan yang memuat informasi keliru seputar vaksin Covid-19.

Baca Juga


Sebelumnya, label peringatan sudah muncul pada cuitan-cuitan yang berisi informasi meragukan seputar pandemi Covid-19. Akan tetapi, pendekatan baru yang dilakukan Twitter ini akan berfokus pada unggahan-unggahan spesifik terkait vaksin Covid-19.

Langkah ini diambil sebagai salah satu upaya untuk memperkuat pedoman Covid-19 yang ada di media sosial. Sejauh ini, upaya tersebut telah berhasil menghapus lebih dari 8.400 cuitan dan menjangkau 11,5 juta akun Twitter di dunia.

Twitter memperluas penggunaan label peringatan pada isu terkait vaksin Covid-19 karena meluasnya informasi keliru antivaksin yang beredar di media sosial. Sebagai permulaan, pemberian label ini akan dilakukan oleh manusia dan diharapkan akan dilanjutkan dengan sistem otomatis yang telah diprogram.

Seperti dilansir Evening Standard, Rabu (3/3), Twitter akan memberlakukan sistem strike pada akun yang kedapatan menyebarkan informasi keliru mengenai vaksin Covid-19.

Pada strike pertama, saat akun Twitter kedapatan menyebar informasi keliru untuk pertama kali, pihak Twitter hanya akan memberikan peringatan. Pada strike kedua, akun Twitter akan mendapatkan sanksi berupa dikunci selama 12 jam.

Baca juga : Varian Corona B117 Lebih Menular, Ini Saran Pakar Kesehatan

Pada strike ketiga, penguncian akun akan kembali dilakukan selama 12 jam. Akun Twitter akan mengalami penguncian selama tujuh hari pada strike keempat. Akun tersebut akan dibekukan secara permanen bila kedapatan menyebar informasi keliru sebanyak lima kali atau lebih, yaitu pada strike kelima atau lebih.

Pihak Twitter meyakini bahwa sistem strike ini akan membantu mengedukasi publik mengenai ketentuan-ketentuan yang berlaku di Twitter. Ke depannya, upaya ini diharapkan dapat menekan penyebaran informasi keliru yang berpotensi membahayakan di Twitter.

"Khususnya untuk pelanggaran berulang dengan tingka keseriusans edang dan tinggi terhadap aturan kami," tukas Twitter.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler