Luhut Sebut Komitmen Investasi di LPI Capai 9,5 Miliar Dolar

Untuk operasional LPI, Luhut sebut pemerintah alokasikan dana 5 miliar dolar AS

Republika/Intan Pratiwi
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam Uni Emirat Arab Amazing Week Bussiness Forum. Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan sejak terbentuknya Lembaga Pengelola Investasi (LPI) para jajaran direksi sudah mulai roadshow untuk mengumpulkan potensi investasi yang bisa dikerjakan di Indonesia.
Rep: Intan Pratiwi Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan sejak terbentuknya Lembaga Pengelola Investasi (LPI) para jajaran direksi sudah mulai roadshow untuk mengumpulkan potensi investasi yang bisa dikerjakan di Indonesia.


Luhut menjelaskan sudah banyak negara maupun swasta dari asing yang menyatakan komitmennya untuk melakukan investasi di Indonesia. Nilainya, kata Luhut bahkan mencapai 9,5 miliar dolar AS.

"Ini LPI sudah jalan. Kita banyak mendapatkan komitmen investasi dari banyak negara dan swasta. Ada sekitar 9,5 miliar dolar AS yang saat ini sudah dikantongi. Tapi ini mungkin lebih banyak lagi," ujar Luhut, Jumat (5/3).

Untuk operasional dan rencana kerja LPI kedepan, Luhut juga mengatakan pemerintah sudah mengalokasikan dana mencapai 5 miliar dolar AS. "Pemerintah juga sudah ada di dalam capai 5 miliar dolar AS," ujar Luhut.

Menteri Energi dan Infrastruktur Uni Emirat Arab, Suhail Al Mazroui memberikan pujian atas terbentuknya LPI meski dilakukan di tengah pandemi Covid-19."Saya pikir ini mengagumkan, dan saya optimis dengan ini melihat banyaknya perwakilan internasional yang tertarik," ungkap Suhail.

Dia pun tak menutup kemungkinan untuk UEA juga turut berinvestasi melalui LPI. "Kami senang dengan pembentukan SWF (LPI), dan kami melihat untuk bekerjasama, dan mengidentifikasi area untuk investasi bukan hanya untuk sektor pemerintah kami, tapi juga sektor swasta," tambah Suhail.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler