Dapat Jatah Impor Beras, Bulog: Tak akan Ganggu Masa Panen

Masa panen padi dalam negeri akan menjadi pertimbangan.

Asep Fathulrahman/Anbtara
Pekerja menurunkan beras impor asal Vietnam milik Perum Bulog.
Rep: Dedy Darmawan Nasution Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog mendapat penugasan dari pemerintah untuk mengimpor beras sebanyak 1 juta ton pada tahun ini. Meski demikian, Bulog memastikan kegiatan penyerapan gabah petani akan tetap berjalan dan tidak mengganggu masa panen.


Sekretaris Perusahaan Bulog, Awaluddin Iqbal, mengatakan, penugasan impor beras memang diputuskan berdasarkan hasil rapat koordinasi terbatas level Kementerian Koordinator Perekonomian. Meski demikian, masa panen padi dalam negeri akan menjadi pertimbangan.

"Di beberapa wilayah sudah mulai panen. Diperkirakan mencapai puncaknya pada April sehingga Bulog dapat menyerap hasil panen petani dalam jumlah yang besar," kata Awaluddin kepada Republika.co.id, Sabtu (6/3).

Selain masa panen, situasi harga juga menjadi pertimbangan Bulog. Ia mengatakan, saat ini harga beras baik di hulu maupun di hilir masih relatif stabil.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), harga gabah kering panen (GKP di tingkat petani pada bulan Februari 2021 sebesar Rp 4.758 per kilogram (kg) atau turun 3,31 persen dari bulan sebelumnya. Tren harga tersebut juga turun lebih dalam, yakni 8,08 persen dari bulan Februari 2020 lalu.

Adapun, untuk harga gabah kering giling (GKG) di tingkat penggilingan sebesar Rp 5.431 per kg. Posisi harga GKG turun 0,01 persen dari bulan sebelumya dan turun 8,62 persen dari bulan yang sama tahun lalu.

 

 

Sementara di level konsumen, Pusat Informasi Harga Pangan Strategi (PIHPS) mencatat, rata-rata nasional per Jumat (5/3), harga beras kualitas medium I dan medium II masing-masing masih stabil di level Rp 11.800 per kg dan Rp 11.600 per kg.

Awaluddin menambahkan, selain masa panen dan harga, jumlah stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikuasai Bulog turut menjadi pertimbangan dalam merealisasikan impor beras. Saat ini, ia mengatakan, jumlah CBP yang dimiliki Bulog sekitar 900 ribu ton. Adapun pemerintah meminta Bulog untuk menjaga stok beras di gudang sebanyak 1-1,5 juta ton.

Wakil Direktur Utama Bulog, Gatot Trihargo, dalam kesempatan berbeda mengatakan, Bulog akan mengantisipasi masa panen raya ada Maret-April 2021 agar penyerapan gabah dapat maksimal.

Seperti diketahui, BPS memproyeksikan akan terdapat kenaikan produksi padi pada Januari-April 2021 sebesar 26,88 persen dari periode sama tahun lalu menjadi 25,37 juta ton gabah. Dengan kenaikan produksi padi, produksi beras pun diperkirakan naik 26,84 persen menjadi 14,54 juta ton.

"Ini sangat bagus untuk Bulog dalam hal penyerapan produksi para petani domestik. Bulog di daerah juga sudah siap menyerap. Ini akan terus menerus sampai stok stabil di 1-1,5 juta ton," katanya.

 

Gatot mengatakan, kapasitas gudang Bulog di seluruh Indonesia cukup besar, yakni 3,5-4 juta ton. Dengan kapasitas tersebut, 26 wilayah operasional Bulog yang menjangkau 34 provinsi akan terus melakukan penyerapan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler