Mengapa Setan dari Bangsa Jin Jauh Lebih Berbahaya?

Setan yang berasal dari bangsa jin lebih berbahaya dari setan manusia

AP/Rahmat Gul
Setan yang berasal dari bangsa jin lebih berbahaya dari setan manusia. Ilustrasi berlindung dari setan
Rep: Umar Mukhtar Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Setan dari bangsa jin ternyata jauh lebih berbahaya daripada setan dari bangsa manusia dan jiwa tercela. Maka setiap Muslim tentu harus meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT agar dijauhkan dari godaan setan.


Lantas mengapa setan dari bangsa jin itu jauh lebih berbahaya? Dikutip dari laman Alukah, Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya mengatakan tentang hakikat dari meminta perlindungan Allah SWT dari setan: 

وهي استعانةٌ بالله، واعتراف له بالقدرة، وللعبد بالضَّعف والعجز عن مقاومة هذا العدوِّ المبين الباطني، الذي لا يقدر على منعه ودفعه إلا اللهُ الذي خلَقَه، ولا يَقبَل مُصانعة، ولا يُدارى بالإحسان، بخلاف العدو من نوع الإنسان، كما دلَّت على ذلك آياتٌ من القرآن في ثلاث من المثاني، وقال تعالى: ﴿ إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ وَكَفَى بِرَبِّكَ وَكِيلًا ﴾ [الإسراء: 65]

“Yaitu permintaan tolong kepada Allah SWT dan mengakui kekuasaan-Nya, sementara hamba hanya memiliki kelemahan dan ketidakberdayaan melawan setan nyata yang tak kasat mata ini, tak ada yang mampu mengalahkannya kecuali Penciptanya, setan tak mengenal kompromi dan tak tahu menahu sikap baik, berbeda dengan musuh yang nyata dari golongan manusia ini sebagaimana dijelaskan dalam ayat-ayat Alquran dalam surat-surat menengah pendek. “Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhan-mu sebagai Penjaga." (QS al-Isra: 65)   

Sementara itu diketahui bahwa orang dengan jiwa yang buruk dan tercela dan semua kejahatan dan kerusakan yang diakibatkan oleh dirinya, itu sebetulnya disebabkan oleh tindakan gila setan.

Itulah sebabnya Allah SWT dalam Alquran banyak menyebut setan dan mencelanya sekaligus juga memerintahkan umat Muslim untuk mencari perlindungan agar dijauhkan dari setan ketika membaca Alquran. Allah SWT berfirman: 

وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي ۚ إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي ۚ إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ  "Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Mahapengampun, Mahapenyayang." (QS Yusuf: 53) Dalam surat lain, Allah SWT berfirman: 

وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَىٰ فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَىٰ "Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari (keinginan) hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya)." (QS An-Nazi'at: 40-41)

Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan kepada Abu Bakar bagaimana cara memohon perlindungan kepada Allah SWT, sebagaimana hadits Abu Hurairah. Rasul mengajarkan agar senantiasa mengucapkan: أعوذ بالله من شرِّ نفسي "Aku berlindung dari keburukan hawa nafsuku" ketika hendak berbuat sesuatu.

Sumber: alukah 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler