Jabar Perbanyak Gedung dan Mobil Vaksin

Kejar Kejaran dengan Masa Kedaluwarsa Vaksin.

Humas Jabar
Gubernur Jabar Ridwan Kamil
Rep: Arie Lukihardianti Red: Rahmat Santosa Basarah

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Pemda Provinsi Jawa Barat akan memperbanyak gedung – gedung dan mobil vaksin guna mempercepat vaksinasi tahap kedua. Jika tidak dipercepat dikhawatirkan kekebalan kelompok sulit terwujud dan vaksin akan kedaluwarsa. Jabar telah memulai vaksinasi tahap kedua pada 24 Januari 2021 dengan target 6,6 juta orang terdiri dari lansia, petugas publik, dan pedagang. Ikut jadi sasaran, tenaga kesehatan yang belum divaksin pada tahap pertama. 


Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, apabila tempat vaksinasi hanya mengandalkan puskesmas atau rumah sakit, maka mencapai kekebalan kelompok akan terkejar tepat waktu. Sementara tidak ada yang tahu berapa lagi varian virus COVID-19 akan muncul. "Kami sudah menyimpulkan Jabar tidak akan cukup hanya mengandalkan puskesmas. Karena itu Jabar akan menggunakan gedung-gedung besar sebagai andalan utama. Puskesmas sehari hanya bisa 60 orang, tapi gedung bisa 1.000-2.000 suntikan per hari," ujarnya di Gedung Sate Bandung, Senin (8/3) dalam siaran pers yang diterima Republika.

Selain gedung vaksin, Pemdaprov Jabar juga akan menambah mobil – mobil vaksin terutama untuk menyasar lansia. Satgas COVID-19 Jabar telah bekerja sama dengan Polda Jabar untuk pengadaan mobil vaksin ke beberapa daerah. "Mobil-mobil vaksin sudah siap ditambah, yang dari Polda Jabar akan mulai dikirim ke Karawang atau Bogor sebagai penugasan pertamanya," kata Kang Emil. Dia mengingatkan, target 6,6 juta orang pada tahap kedua ini harus selesai Juni 2021. Apabila meleset maka vaksin akan kedaluwarsa. "Kita punya target 6 juta lansia dan profesi rawan harus selesai di bulan Juni. Kalau kita lambat vaksinnya akan kedaluwarsa. Jadi kita sedang kejar target itu," kata Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Jawa Barat ini.

Penambahan gedung dan mobil vaksin ini akan mulai digenjot minggu ini. Menjadi prioritas nakes terlewat tahap pertama dan lansia. Sementara untuk petugas publik, Pemdaprov Jabar telah mulai vaksin bagi 570 ASN Pemdaprov Jabar, serta 1.600 dosen di Institut Pertanian Bogor. “Kita akan fokus pada manajemen vaksinasi, minggu ini penyuntikan untuk lansia akan massal dilakukan di seluruh daerah," tandas Kang Emil.

Sementara terkait tenaga vaksinator, Gubernur mengatakan masih cukup karena ada penambahan ribuan vaksinator dari TNI/ Polri yang siap membantu 11.000 vaksinator eksisting. "Vaksinator kita ada 11.000 orang dan ditambah oleh beberapa ribu dari TNI/Polri, sementara masih memadai," ucapnya. Apabila vaksinasi tahap kedua selesai tepat waktu, Jabar akan mendapat jatah vaksin lanjutan untuk prioritas sasaran lain. Sebab, kata Gubernur, pemerintah pusat hanya akan menambah pasokan vaksin kepada daerah yang dinilai cepat menyelesaikan vaksinasi. 

"Suplai vaksin dari pusat dicicil, dilihat dulu beprestasi atau tidaknya, makanya saya dorong vaksinasi ini agar cepat supaya datang lagi tahap berikutnya," tutur Gubernur Emil.

Selain perkembangan vaksin, Gubernur juga menyampaikan perkembangan kasus COVID-19 harian di Jabar. Setelah menihilkan zona merah level kabupaten/kota, Jabar mampu menjaga konsistensi selama dua pekan ini. "Update minggu ini mayoritas berita baik. Jabar menjaga konsistensi tidak ada zona merah dalam dua minggu ini. Mudah-mudahan bisa dipertahankan," ungkapnya. 

Untuk meminimalkan penularan COVID-19, Pemdaprov Jabar akan fokus pada PPKM Mikro di seluruh desa Jawa Barat. Hingga kini tercatat masih ada RT, RW, kelurahan/ desa yang masih zona merah. "Kami juga akan fokus pada PPKM. Kalau di-zoom pada skala RT, RW, desa/ kelurahan, masih ada zona merah karena itu kita akan memberi dukungan berupa pengetesan rapid antigen sehingga mereka mengisolasi dengan baik," ujar Kang Emil.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
 
Berita Terpopuler