Studi: Wanita Lebih Mungkin Alami Efek Samping Vaksin Covid
Hasil studi baru konsisten dengan efek samping vaksin pada studi sebelumnya.
REPUBLIKA.CO.ID, NEWYORK -- Penelitian terbaru menemukan wanita di Amerika Serikat mengalami lebih banyak reaksi efek samping terhadap vaksin Covid-19 dibandingkan dengan pria. Hampir 7.000 orang melaporkan ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC) bahwa mereka mengalami efek samping setelah menerima vaksin.
Efek samping yang dilaporkan termasuk sakit kepala, kelelahan, dan pusing. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan bulan lalu, para peneliti dari CDC menganalisis data dari 13,7 juta penerima pertama vaksin Covid-19 di AS.
Meskipun 61,2 persen dari dosis tersebut diberikan kepada wanita, 79,1 persen dari mereka melaporkan efek samping setelah suntikan. Shelly Kendeffy selaku teknisi medis di State College di Pennsylvania yang menerima vaksin Moderna Covid-19, mengatakan bahwa segera setelah menerima suntikan, dia merasa baik-baik saja.
"Namun, pada sore hari gigi saya gemetar, tapi saya berkeringat - seperti basah kuyup, tapi dingin," kata Kendeffy dilansir dari Evening Standard pada Rabu (10/3).
Kendeffy mengatakan enam dari tujuh rekan wanitanya juga mengalami gejala seperti nyeri tubuh, menggigil, dan kelelahan. Sedangkan wanita ketujuh yang tidak menunjukkan gejala seperti flu mengatakan dia menghabiskan malam setelah vaksinasi dengan muntah.
Baca juga : KPK: Pengadaan Tanah di Pondok Ranggon Belum ada Peruntukan
Lalu, dari delapan rekan pria yang juga divaksinasi, Kendeffy mengatakan satu mengalami nyeri, satu lagi sakit kepala. Dua orang merasa lelah, dan empat tidak merasakan apa-apa.
Ahli mikrobiologi dan imunologi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg, Sabra Klein mengatakan sama sekali tidak terkejut dengan kabar ini. Ia menuturkan perbedaan jenis kelamin ini benar-benar konsisten dengan laporan vaksin lain sebelumnya.
Dalam sebuah studi tahun 2013, para ilmuwan menemukan bahwa wanita berisiko lebih tinggi terhadap reaksi terhadap vaksin flu pandemi 2009 dibandingkan dengan pria, meskipun lebih banyak pria daripada wanita yang mendapatkan suntikan tersebut. Studi lain menemukan antara 1990 dan 2016, wanita menyumbang 80 persen dari semua reaksi anafilaksis orang dewasa terhadap vaksin.
"Secara umum, wanita memiliki lebih banyak reaksi terhadap berbagai vaksin," kata Klein.
Meskipun wanita berada pada risiko yang lebih tinggi, Klein mengatakan wanita tidak perlu khawatir tentang kemungkinan efek samping.
"Karena anda meningkatkan respon kekebalan yang sangat kuat, dan sebagai hasilnya Anda kemungkinan akan dilindungi," ujar Klein.
Baca juga : Sentra Vaksinasi di GBK Ditegaskan Hanya Bagi Warga DKI
Diketahui, survei lembaga Pew baru-baru ini menemukan hampir 70 persen warga AS berniat untuk mendapatkan vaksin Covid-19 atau telah divaksinasi. Ada juga peningkatan etnis minoritas yang ingin mendapatkan vaksin di AS. 61 persen orang kulit hitam Amerika sekarang mengatakan mereka berencana untuk mendapatkan suntikan Covid-19 atau telah menerimanya. Jumlah ini naik dari 42 persen pada November 2020.