Kabar Baik, Uji Praklinis Vaksin Merah Putih April
Vaksin Merah Putih Eijkman diharapkan uji klinis fase I pada Juni 2021.
REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nawir Arsyad Akbar, Dessy Suciati Saputri, Silvy Dian Setiawan, Antara
Kabar baik datang dari usaha pengembangan vaksin Covid-19 di dalam negeri. Vaksin Merah Putih, nama bagi vaksin Covid-19 produksi Indonesia, diharapkan bisa memasuki masa uji praklinis April mendatang.
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono menyampaikan perkembangan vaksin Merah Putih untuk Covid-19 yang tengah dikembangkan enam institusi. Ia menjelaskan, vaksin yang dikembangkan oleh Lembaga Biologi dan Molekuler (LBM) Eijkman menjadi yang paling maju dibandingkan lima institusi lain.
"Prediksi ke depan sitvaksin Eijkman itu akan capai uji praklinis April-Mei 2021. Kemudian, uji fase I mudah-mudahan kita bisa kejar sampai nanti Juni 2021," ujar Dante dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR, Rabu (10/3).
Setelah itu, Kementerian Kesehatan akan menyusun panel ahli independen untuk setiap riset dan tahapan vaksin. Namun, ia menjelaskan, tahap perkembangan berikutnya bergantung pada kemampuan pengembang vaksin dalam uji praklinis.
"Kemenristek dan Kemenkes untuk menilai bahwa apakah vaksin yang di-develop dari lembaga-lembaga itu mempunyai hasil yang positif untuk dilanjutkan secara evidence based, ilmiah, sampai tahap produksi," ujar Dante.
Sementara itu, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan, vaksin Merah Putih ditargetkan mendapatkan izin otorisasi penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) pada November 2022. Dengan durasi kegiatan sejak saat ini selama 19 bulan.
Baca juga : Guru Besar Unair: Virus B117 Lebih Cepat Menular
"Diakselerasi prosesnya menjadi bulan Juni 2022, durasi kegiatan 15 bulan," ujar Bambang.
Diketahui, pemerintah kembali membuka peluang kerja sama dengan pihak industri swasta nasional untuk turut serta menyukseskan percepatan pengembangan vaksin Merah Putih dalam penanganan pandemi Covid-19 jangka panjang. Sebab, pemerintah mempersiapkan proses pengadaan vaksin hingga tahapan industrial demi terjaminnya produksi vaksin dalam jumlah besar.
"Dibuka seluas-luasnya, di bawah koordinasi pemerintah untuk hilirisasi, baik meningkatkan kapasitas produksi, memfasilitasi proses uji praklinis dan uji klinis, maupun meluaskan target pasar," kata Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.
Menurut Wiku, pengembangan vaksin Merah Putih saat ini telah memasuki tahapan penelitian berskala laboratorium atau lab skill research dan tahapan faktor ekspresi. Ia mengatakan, tahapan pengembangannya ini terus dimonitor oleh Kementerian Riset Teknologi/Badan Riset Inovasi Nasional (Kemenristek BRIN).
Dengan jumlah penduduk yang tidak sedikit, Indonesia dirasa perlu memiliki kemandirian dalam urusan vaksin. Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan, Indonesia sebagai negara dengan penduduk terbanyak ke-4 bisa mencontoh negara lain dalam program vaksin mandiri. Salah satunya adalah India yang saat ini sudah berhasil melakukan itu.
Baca juga : Kemenko: Stok Bulog Menipis dan 7 Provinsi Defisit Beras
"Kita harus melihat kepada India karena mereka tidak hanya sekadar melakukan hilirisasi dari vaksin yang dikembangkan orang lain, tapi mengembangkan vaksinnya dari nol," ujar Bambang.
Vaksin Merah Putih yang dikembangakan di dalam negeri, kata Bambang, menjadi basis negara untuk melakukan vaksin mandiri. Meskipun terdapat sejumlah permasalahan yang disebabkan oleh pengalaman Indonesia yang belum pernah memproduksinya dari nol.
"Vaksin Merah Putih ini kami dorong supaya paling tidak Indonesia, sudah punya kemampuan untuk mengembangkan vaksin dari nol sampai diterima oleh masyarakat," ujar Bambang.
Saat ini ada enam institusi yang terlibat dalam pengembangan vaksin Merah Putih, yakni Univeristas Airlangga, Universitas Dipenogoro, Institut Teknologi Bandung, LIPI, Lembaga Biologi dan Molekuler (LBM) Eijkman, dan Univeristas Gadjah Mada (UGM).
"Kita tak boleh ketinggalan jauh dari India. Indonesia penduduknya terbesar keempat di dunia, tiga negara di atas kita sudah maju sekali industri vaksinnya," ujar Bambang.
Hari ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau kegiatan vaksinasi massal di Yogyakarta dan Semarang. Dalam kunjungan kerja ini, Presiden terlebih dahulu mengunjungi Padepokan Seni Bagong Kussudiarja (PSBK) di Dusun Kembaran, Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul.
Dikutip dari siaran resmi Istana, di tempat tersebut Jokowi akan meninjau pelaksanaan vaksinasi massal para seniman dan budayawan Yogyakarta. Kemudian, pada siang harinya, Jokowi akan melanjutkan kunjungan kerjanya ke Kota Semarang.
Di Kota Semarang, Presiden juga akan meninjau kegiatan vaksinasi massal ulama, tokoh lintas agama, dan para santri Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan tersebut akan dipusatkan di Convention Hall, Masjid Agung Jawa Tengah.
Selepas itu, ia diagendakan menuju Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kompleks Kantor Gubernur Jawa Tengah untuk meninjau vaksinasi massal lainnya. Kali ini vaksinasi tersebut diperuntukkan petugas pelayan publik Provinsi Jawa Tengah.
Di Yogyakarta, Presiden meninjau vaksinasi di Padepokan Seni Bagong Kussudiarja, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. "Vaksin di padepokan hari ini diikuti kurang lebih 500 orang hadir dalam dua gelombang, gelombang yang pagi ini akan disaksikan Presiden Pak Jokowi," kata seniman sekaligus penanggung jawab vaksinasi Covid-19 seniman budayawan Yogyakarta, Butet Kartaredjasa.
Menurut dia, penyuntikan vaksin Sinovac dilakukan dalam dua gelombang. Gelombang kedua dilakukan setelah istirahat pukul 12.00 WIB terhadap nama-nama seniman dan budayawan yang sudah terdaftar menerima vaksin. "Siapakah mereka, mereka adalah seniman dan budayawan yang ada di Yogyakarta dari berbagai lintas disiplin, ada perupa, penyair, sastrawan, penari, pemusik yang tradisional, seperti ketoprak, dalang muda sampai yang sepuh," kata Butet.
Aktor kondang yang juga Ketua Yayasan Bagong Kussudiarja itu menyebut juga ada seniman-seniman senior, misalnya Djoko Pekik, Kartika Affandi, Ashadi Siregar, Romo Sindunata, Hanung Bramantyo, dan lain sebagainya. "Macam-macam, jadi semua sebisanya mewakili berbagai lintas generasi macam. Dan, yang belum dapat kesempatan di sini menurut Dinkes (Dinas Kesehatan) akan diberi kesempatan di puskesmas atau rumah sakit ditunjuk," kata Butet.
Presiden Jokowi tiba di padepokan Bagong Kussudiarja Bantul sekira pukul 09.30 WIB dengan mengenakan kemeja putih celana hitam. Usai turun dari mobil, Kepala Negara disambut Butet Kartaredjasa dan Bupati Bantul Abdul Halim Muslih setelah menyapa awak media.
"Dilaksanakan vaksinasi sebanyak 517 seniman, baik itu seniman musik, tari, seni rupa, pelukis, seni tradisional sampai modern," ujar Jokowi usai melakukan kunjungan, Rabu (10/3).
Melalui vaksinasi ini, diharapkan pekerja seni dapat terlindungi dari penyebaran Covid-19. Dengan demikian, pekerja seni khususnya di DIY dapat terus berkarya di tengah pandemi.
"Kita harus terus merawat semangat agar beliau-beliau yang bekerja dalam bidang seni ini terus memiliki semangat untuk berkarya meskipun dalam masa pandemi dan dalam pembatasan-pembatasan yang ada," ujarnya.
Jokowi menuturkan, pelaksanaan vaksinasi terhadap seniman tersebut berjalan lancar. "Semuanya divaksinasi dan alhamdulillah semuanya berjalan dengan lancar," ujar Jokowi menjelaskan.