Kementerian BUMN Ungkap Keuntungan Holding Ultramikro

Ditargetkan 30 juta nasabah baru yang dapat difasilitasi pembiayaan dalam 4 tahun.

Prayogi/Republika.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (18/3). Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pemerintah ingin meningkatkan akses pembiayaan bagi para pelaku ultramikro dan UMKM.
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pemerintah ingin meningkatkan akses pembiayaan bagi para pelaku ultramikro dan UMKM. Hal ini yang menjadi dasar pembentukan holding ultramikro yang terdiri atas BRI, PNM, dan Pegadaian.


Saat ini, Kartika menambahkan, terdapat piramida usaha di Indonesia yang mana hanya 50 persen dari 60 juta nasabah ultramikro di segmen terbawah yang mempunyai akses pembiayaan formal.

"Oleh karena itu, ke depan untuk bisa memberdayakan dan memberikan akses keuangan yang formal dengan biaya lebih murah tentunya jangkauan menjadi kunci utama," ujar Kartika saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (18/3).

Kartika meyakini integrasi tiga BUMN akan memberikan layanan usaha yang semakin lengkap, integrasi, dan luas. Kartika menargetkan terdapat 30 juta nasabah baru yang bisa difasilitasi mendapat akses pembiayaan dalam empat tahun ke depan.

Kementerian BUMN, kata Kartika, telah melakukan proyek percontohan holding ultramikro di sejumlah daerah. Kartika menjelaskan, proyek percontohan dilakukan di cabang-cabang BRI yang dilengkapi dengan loket untuk Pegadaian untuk masyarakat bisa menggadaikan barangnya maupun menjadi wadah untuk para AO Mekaar PNM yang akan menjangkau pemberdayaan masyarakat, khususnya ibu-ibu dengan konsep social lending.

Kartika menambahkan, tiga BUMN juga sudah melakukan berbagai simulasi yang diyakini dapat menurunkan cost of funds atau biaya dana. Saat ini, ucap Kartika, biaya dana BRI tercatat sebesar 2,3 persen, sementara kalau kita lihat pembiayaan di PNM dan Pegadaian masih bergantung pada pasar modal, yang mana biaya dana di Pegadaian sekitar enam persen sampai tujuh persen, dan biaya dana di PNM berkisar 9 persen sampai 10 persen.

"Tentu, dengan pembiayaan sebagian besar akan didukung funding DPK BRI, tentu biaya dana PNM dan Pegadaian akan turun secara signifikan dan ini diharapkan akan di-pass on kepada nasabah dalam bentuk pembiayaan dengan bunga yang lebih rendah," ucap Kartika.

Kartika mengungkapkan efisiensi lain dalam holding ultramikro dalam konteks jaringan yang mana Pegadaian tidak perlu menyewa atau membangun unit baru untuk ekspansi, melainkan bisa memanfatkan unit-unit desa milik BRI. Kata Kartika, Pegadaian cukup membangun counter dan self deposit untuk menyimpan emas atau barang gadai lainnya sehingga biaya pembukaan kantor Pegadaian ke depan akan jauh lebih murah. 

 

Dari konteks Mekaar, ucap Kartika, saat ini AO yang ada di PNM yang jumlahnya sekitar 40 ribu lebih itu, nantinya akan kita lengkapi dengan device digital dan bisa terkoneksi dengan BRI dalam konteks cabang unit desa BRI maupun agen BRI sehingga nantinya juga bisa menimbulkan efisiensi karena tidak harus rasio AO terhadap nasabah di Mekaar bisa kita kurangi dengan digitalisasi dan interkoneksi dengan cabang dan agen unit BRI. 

"Ini tentunya juga akan berkontribusi pada efisiensi biaya overhead, saat ini biaya overhead sebagai contoh di PNM sangat tinggi dan diharapkan dalam tiga tahun ke depan bisa turun secara signifikan dengan integrasi ini," lanjut Kartika.

Kartika menambahkan pembentukan holding ultra mikro tidak akan merugikan karyawan PNM dan Pegadaian mengingat BRI, PNM, dan Pegadaian tetap menjaga model bisnis masing-masing yang mana BRI tetap fokus pada kredit usaha rakyat, Pegadain fokus di produk gadai, dan PNM fokus pada pemberdayaan Mekaar.

Kartika mengaku telah mendengar masukan dan kekhawatiran dari para pegawai Pegadaian dan PNM terhadap rencana pembentukan holding ultra mikro yang juga diisi oleh BRIm

"Kami meyakinkan sekali lagi tidak ada pengaruh ke pegawai Pegadaian dan PNM. Tidak ada pengurangan pegawai, tidak ada pengurangan benefit, semuanya berjalan seperti apa adanya," ungkap Kartika.

Kartika meyakini sinergitas dalam bentuk holding ultra mikro justru akan memberikan banyak manfaat bagi para pegawai PNM dan Pegadaian lantaran adanya efisiensi model bisnis yang dilakukan.

"Kami meyakini laba PNM dan Pegadaian ke depan akan meningkat karena tentunya sebagian biaya dikurangi. Pegadaian dan PNM dapat menikmati kenaikan laba yang akan di pass on juga pada benefit karyawan," sambung Kartika.

Kartika mengatakan Kementerian BUMN dan juga BUMN-BUMN dalam holding ultra mikro akan terus melakukan komunikasi lebih intens dalam menjawab keraguan para pegawai.

 

"Mohon maaf, di awal-awal memang masih banyak keraguan di pegawai, tapi akan kami terus meyakinkan pegawai bahwa holding ini bukan hanya benefit pada bisnis tapi juga benefit untuk para karyawan ke depan," kata Kartika menambahkan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler