BI: Program Vaksinasi Percepat Pemulihan Ekonomi
Program vaksinasi yang terjadi di kancah global terbukti percepat pemulihan ekonomi
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemulihan ekonomi domestik diperkirakan terus berlanjut dengan masifnya program vaksinasi. Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Riza Tyas menyampaikan program vaksinasi yang terjadi di kancah global telah terbukti percepat pemulihan ekonomi.
"Pertumbuhan ekonomi global yang terus membaik, meski belum merata, salah satunya terjadi karena akselerasi pelaksanaan vaksinasi Covid-19, terutama di negara maju," katanya dalam Pelatihan Wartawan BI, Kamis (24/3).
Akselerasi pelaksanaan vaksinasi telah terjadi di negara maju, seperti Inggris dan Amerika Serikat. Menurut data Bloomberg pada 15 Maret 2021, program vaksinasi per persen total populasi paling tinggi adalah Israel (107 persen), diikuti Uni Emirat Arab (66,1 persen), Inggris (39,2 persen), Amerika Serikat (33,3 persen), dan Denmark (14,4 persen).
Indonesia sendiri masih satu persen terhadap total populasi dengan total secara global capai 4,6 persen. Akselerasi juga terjadi secara merata di negara-negara Eropa. Riza mengatakan akselerasi ini didukung dengan kemampuan negara tersebut dalam mengamankan pasokan vaksin dan pelaksanaan vaksinasinya.
"Kita bisa lihat dengan akselerasi program vaksin di negara maju, ekonomi mereka berangsur membaik dan lebih kuat, seperti terjadi di Eropa, juga AS," katanya.
Menurut Riza, program vaksinasi di Indonesia juga telah lebih masif dan cepat dibanding negara-negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Filiphina. Padahal kondisi secara demografi dan geografi tergolong lebih sulit.
Ia meyakini kondisi perekonomian domestik akan terus membaik seiring dengan vaksinasi dan perbaikan ekonomi global. Volume perdagangan dan harga komoditas dunia kini terus meningkat yang dapat meningkatkan kinerja ekonomi, khususnya sektor industri.
Perbaikan tersebut telah terbukti meningkatkan kinerja ekspor Indonesia untuk produk manufaktur seperti besi baja, bijih logam, kimia organik, dan mesin listrik. Ini seiring dengan membaiknya permintaan dari negara mitra dagang utama Indonesia.
Pekerjaan rumah yang masih dikerjakan saat ini adalah mendorong permintaan domestik lebih lanjut. Tingkat konsumsi yang masih rendah membutuhkan sinergi kebijakan ekonomi nasional yang terus diperkuat. Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 dapat meningkat pada kisaran 4,3-5,3 persen.
Kepala Ekonom Bank Permata, Joshua Pardede sepakat bahwa vaksinasi dapat menggairahkan kembali perekonomian nasional. Meski efeknya diperkirakan belum terlihat di kuartal I 2021, namun dapat membawa pertumbuhan ekonomi positif di akhir tahun.
"Kami perkirakan di kuartal I masih kontraksi 2-1 persen, sementara untuk kuartal II seiring dengan perbaikan mobilitas dapat mencapai enam persen," katanya.
Sementara untuk keseluruhan tahun 2021, Joshua mengatakan pertumbuhan ekonomi berada di kisaran dua persen. Kunci utamanya adalah program vaksinasi seiring dengan penurunan jumlah kasus, sehingga mobilitas bisa berangsur normal.