Pengulangan Kata, Kalimat, dan Kisah Alquran, Apa Maknanya?
Terdapat banyak pengulangan-pengulangan dalam Alquran
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Setiap Muslim sepertinya menyadari banyaknya pengulangan kata, kalimat hingga suatu kisah atau tema tertentu saat membaca Alquran.
Pengulangan yang termasyhur mungkin adalah yang terjadi di surat Ar-Rahman, sekitar 31 ayat diulang-ulang di surat yang sama.
Sebenarnya apa tujuan dari pengulangan-pengulangan ini? adakah artinya pengulangan tersebut menurut para Ulama? Berikut penjelasannya seperti yang dilansir dari Alukah:
1. Pengulangan kata atau huruf. Allah SWT berfirman dalam surat An-Nahl ayat 110:
ثُمَّ إِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِينَ هَاجَرُوا۟ مِنۢ بَعْدِ مَا فُتِنُوا۟ ثُمَّ جَٰهَدُوا۟ وَصَبَرُوٓا۟ إِنَّ رَبَّكَ مِنۢ بَعْدِهَا لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ Artinya: “Dan sesungguhnya Tuhanmu (pelindung) bagi orang-orang yang berhijrah sesudah menderita cobaan, kemudian mereka berjihad dan sabar; sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Mahapengampun lagi Mahapenyayang.”
Pengulangan dalam ayat ini berada di kata ( إِنَّ ) yang disebutkan dua kali. Tentunya pengulangan ini bukanlah kesalahan redaksi atau bahkan pemborosan kata dalam satu kalimat.
Kata ( إِنَّ ) jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti sungguh atau sesungguhnya, adalah kata penegasan suatu kalimat atau pernyataan. Kata ini diulang sebanyak dua kali untuk menegaskan bahwa perlindungan Allah SWT bersama orang-orang yang diterpa cobaan kemudian tetap menaati perintah-Nya.
Penegasan juga dilakukan karena ada kalimat yang panjang setelah kata ( إِنَّ ) pertama, agar orang tidak luput dari tujuan firman Allah SWT dalam ayat ini.
Imam Az-Zarkasyi menjelaskan, pengulangan kata dilakukan sebagai penegasan atau penguatan agar hamba-Nya tidak luput dari maksud ayat di tengah kalimat yang dibuat panjang. Ada juga contoh seperti dalam surat Al-Baqarah ayat 8:
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَمَا هُم بِمُؤْمِنِينَ Artinya: “Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.”
Ayat ini mengulang huruf Ba’ ( بِ) sebanyak dua kali yang dalam bahasa arab tergolong sebagai huruf penghubung. Huruf ini diulang tidak hanya sebagai penegasan, tapi juga penjelasan rahasia di baliknya.
Rahasianya adalah, ayat ini bercerita tentang perkataan orang-orang munafik yang mengaku beriman kepada Allah SWT dan hari akhir. Kata-kata yang dilontarkan untuk menyangkal kecurigaan dari Umat Islam. Namun Allah SWT secara tegas mengatakan bahwa orang-orang munafik itu sebenarnya tidak mengimani-Nya dan hari kiamat.
2. Pengulangan ayat. Allah SWT berfirman dalam surat Ar-Rahman Ayat 13:
فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ Artinya: “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Redaksi dalam ayat ini diulang-ulang sebanyak tiga puluh satu kali di surat yang sama. Delapan di antaranya disebutkan setelah ayat yang berbicara tentang keajaiban ciptaan Tuhan. Kemudian tujuh di antaranya lagi disebutkan setelah ayat-ayat yang menyebut api neraka dan penderitaannya.
Rahasia dari pengulangan itu adalah bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa menyampaikan dua hal besar dalam surat ini, yakni untuk menyadarkan makhluk-Nya tentang anugerah Allah SWT yang terlampau banyak. Dan juga agar setiap makhluk mau untuk bersyukur atas semua nikmat yang telah diberikan Tuhan kepadanya.
3. Pengulangan kisah tertentu. Selain pengulangan huruf hingga ayat, Allah SWT banyak berfirman tentang kisah para nabi di surat yang berbeda. Hal ini terjadi di kisah Nabi Adam as yang disebutkan dalam Alquran sebanyak tujuh kali, yakni dfalam surat Al-Baqarah, Al-A'raf, Al-Hijr, Al-Israa, Al-Kahf, Thaha, dan Shad.
Para ulama berpendapat pengulangan ini memiliki tujuan atau maksud tertentu. Berikut beberapa tujuannya:
• Pelipur duka dan penguat hati bagi Nabi Muhammad SAW. Dengan banyak mengisahkan cerita dari para nabi terdahulu, maka akan menjadi pelipur bagi Nabi Muhammad SAW atas semua sakit hingga hinaan yang diterimanya karena mengajarkan ajaran Allah SWT.
Pelecehan, penganiayaan dan penolakan terhadap ajaran yang dibawa Nabi sering terjadi, jadi cerita para nabi seringkali menjadi penenang hatinya. Allah swt berfirman dalam surat Hud ayat 120:
وَكُلًّا نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنۢبَآءِ ٱلرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِۦ فُؤَادَكَ ۚ وَجَآءَكَ فِى هَٰذِهِ ٱلْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَىٰ لِلْمُؤْمِنِينَ “Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.”
• Pengulangan menunjukkan pemahaman terhadap suatu kisah. Pengulangan ini juga adalah salah satu aspek kefasihan. Allah SWT banyak menyoroti cerita yang sama dalam banyak sisi dan cara yang berbeda. Hal ini menunjukkan kebenaran Allah SWT yang Mahatahu.
• Pengulangan kisah menunjukkan keajaiban Alquran. Pengulangan kisah adalah salah satu aspek keajaiban Alquran. Di mana orang-orang Arab tidak dapat menemukan contoh ayat dari Alquran, dan Allah SWT mengulang cerita tersebut untuk menjelaskan ketidakmampuan orang-orang yang berusaha untuk mencoba mengalahkan penjelasan dalam Alquran.
Sumber: alukah