Mesir Gelar Parade Pemindahan 22 Mumi ke Museum Baru
IHRAM.CO.ID, KAIRO -- Sebanyak 22 mumi yang terdiri dari 18 raja dan empat ratu, dipindahkan dari Museum klasik di Tharir ke tempat yang baru sejauh 5 kilometer. Seluruh mumi yang menjadi warisan sejarah Mesir itu akan ditempatkan di Museum Nasional Peradaban Mesir untuk dipamerkan.
Pemindahan tersebut dirancang menjadi parade besar sehingga bisa disaksikan banyak orang. Setiap mumi akan dibawa dengan kendaraan yang ketat dilengkapi dengan peredam kejut khusus dan dikelilingi iring-iringan mobil, termasuk ada replika kereta perang yang ditarik kuda. Mumi ditempatkan dalam kotak khusus berisi nitrogen untuk membantu melindungi mereka dari keadaan di luar.
"Kementerian Pariwisata dan Purbakala telah melakukan yang terbaik untuk memastikan bahwa mumi telah distabilkan, dilestarikan, dan dikemas dalam lingkungan suhu tertentu," kata Salima Ikram, profesor Egyptology di Universitas Amerika di Kairo, dilansir dari BBC, Sabtu (3/4).
Di antara mumi itu, ialah Raja Ramses II, Raja Seqenenre Tao, Raja Tuthmose III dan Ratu Hatshepsut, yang mulai dipamerkan pada bulan ini. Otoritas Mesir berharap museum baru, yang dibuka sepenuhnya bulan ini, akan membantu merevitalisasi pariwisata sebagai sumber utama mata uang asing bagi negara.
Industri pariwisata telah terpukul oleh turbulensi politik selama dekade terakhir, dan baru-baru ini oleh pandemi. Untuk membangkitkan sektor itu, pada mulai 18 April akan mulai dibuka pameran Mumi yang bertempat di Royal Hall of Mummies ke publik. Aula tersebut telah dirancang sedemikian rupa sehingga pengunjung seolah berada di Lembah Para Raja di Luxor.
Mumi-mumi itu ditemukan pada tahun 1881 dan 1898 di reruntuhan Thebes, ibu kota kuno Mesir. Ikram mengatakan, mumi tersebut kemudian dipindahkan ke makam lain demi keamanan. Sedangkan sebagian besar sisa-sisa penguasa kuno dibawa dari Luxor ke Kairo melalui perahu di Sungai Nil.
Beberapa diangkut dengan gerbong kereta api kelas satu. Selama seabad terakhir, seluruh mumi yang ditemukan itu ditempatkan di Museum Mesir yang ikonik dan dikunjungi oleh turis dari seluruh dunia.
Di sisi lain, memamerkan mumi Mesir kuno telah lama menjadi perdebatan. Banyak cendekiawan Muslim meyakini orang yang telah meninggal harus diperlakukan dengan bermartabat dan hormat dan tidak ditampilkan sebagai keingintahuan.
Pada tahun 1980, Presiden Anwar Sadat memerintahkan penutupan Ruang Mumi Kerajaan di Museum Mesir, dengan alasan ruang itu menodai orang mati. Dia ingin mumi dikuburkan kembali, meskipun keinginannya tidak terpenuhi.