Menlu AS: Ancaman Terorisme Telah Berpindah dari Afghanistan
AS telah memutuskan menarik pasukannya di Afghanistan paling lambat 11 September.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken telah membela keputusan negara itu untuk menarik diri dari Afghanistan. Dia menyatakan ancaman teror telah berpindah ke tempat lain.
"Ancaman terorisme telah berpindah ke tempat lain. Dan, kami memiliki hal lain yang sangat penting dalam agenda kami, termasuk hubungan dengan China, termasuk menangani segala hal mulai dari perubahan iklim hingga Covid," kata Blinken dalam acara program ABC This Week.
Menurut Blinken, hal-hal baru itu yang saat ini AS beri perhatian lebih dengan mencurahkan energi dan sumber daya. Terlebih lagi, AS telah mencapai tujuan yang ingin diraih.
"Alqaidah telah terdegradasi secara signifikan. Kapasitasnya untuk melakukan serangan terhadap Amerika Serikat sekarang dari Afghanistan tidak ada," kata Blinken dikutip dari Aljazirah.
Pentagon memiliki sekitar 2.500 tentara di Afghanistan dari jumlah tertinggi lebih dari 100 ribu. Ribuan lagi bertugas sebagai bagian dari pasukan NATO yang berkekuatan 9.600 orang, yang akan mundur pada saat yang sama.
Presiden AS Joe Biden pekan lalu mengumumkan bahwa hampir 2.500 tentara AS akan meninggalkan Afghanistan sebelum peringatan 20 tahun serangan 11 September tahun ini. Penarikan tanpa syarat ini empat bulan lebih lambat dari tenggat waktu yang disepakati dengan Taliban tahun lalu dengan pemerintahan Donald Trump.
Penundaan penarikan ini pun telah membuat marah Taliban, yang mengancam akan melanjutkan permusuhan terhadap pasukan AS. Namun, Blinken mengatakan, Washington akan dapat melihat setiap langkah Taliban secara langsung dan mengambil tindakan.
Baca juga : NU Kota Bogor Samakan Pendeta Jozeph dengan Terorisme
"Jadi, jika mereka memulai sesuatu lagi, mereka akan berada dalam perang panjang yang juga bukan kepentingan mereka," ujar Menteri Luar Negeri AS ini.
Sementara itu, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, mengatakan tidak ada yang dapat menawarkan jaminan tentang masa depan Afghanistan setelah pasukan AS pergi. Sullivan pun menyatakan, Biden tidak berniat mengirim pasukan Amerika kembali ke Afghanistan. "Saya tidak bisa menjamin apa pun yang akan terjadi di dalam negeri. Tidak ada yang bisa," kata Sullivan.
Sullivan menyatakan, AS hanya bisa menyediakan pasukan keamanan Afghanistan untuk menjaga Pemerintah Afghanistan dan sumber daya serta rakyat Afghanistan. Pasukan AS pun hanya melatih dan melengkapi pasukan dan memberikan bantuan kepada Pemerintah Afghanistan.
"Kami telah melakukan itu dan sekarang saatnya bagi pasukan Amerika untuk pulang dan rakyat Afghanistan untuk membela negara mereka sendiri," ujarnya.