KJRI Jeddah: Belum Ada Info Larangan Masuk Saudi Dicabut
IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Saudi memutuskan membuka kembali penerbangan internasional pada 17 Mei mendatang. Meski demikian, daftar 20 negara yang dilarang memberangkatkan warganya hingga kini masih berlaku.
Diberitakan sebelumnya, Indonesia masuk dalam daftar 20 negara tersebut. Konsul Jenderal RI Jeddah, Eko Hartono, menyebut hingga saat ini masih belum ada informasi kapan daftar larangan ini akan dicabut.
"Terkait daftar, itu berlaku sejak awal Februari lalu dan belum ada informasi kapan akan dicabut," kata dia saat dihubungi Republika, Kamis (22/4).
20 negara yang masuk dalam daftar itu antara lain, Argentina, UEA, Jerman, AS, Indonesia, Irlandia, Italia, Pakistan, Brasil, Portugal, Inggris, Turki, Afrika Selatan, Swedia, Swiss, Prancis, Lebanon, Mesir, India dan Jepang.
Tak hanya itu, Konjen Eko juga menyebut tidak ada keterangan atau informasi lebih lanjut mengenai alasan Indonesia masuk dalam daftar tersebut. Namun, ada dugaan hal tersebut berkaitan dengan penanganan Covid-19 di negara-negara yang bersangkutan.
Sesuai catatan yang dimiliki Saudi, masih cukup banyak jamaah umroh asal indonesia yang terbukti positif setibanya di negara tersebut.
Konjen Eko menyebut dari Desember 2020 hingga Februari 2021, ada 109 jamaah Indonesia yang terkonfirmasi positif, dari total 1600 jamaah.
"Ini jumlahnya banyak sekali. Dan saya yakin ini membuat Saudi kurang percaya dengan penanganan kesehatan bagi jamaah umroh kita," lanjutnya.
Berkaitan dengan pelaksanaan haji 2021, ia juga merasakan kekhawatiran apakah akan ada jamaah haji dari luar Arab Saudi. Namun, di sisi lain ia juga memahami perhatian Saudi mengingat penyebaran Covid-19 di berbagai negara masih belum membaik.
Bahkan, di Saudi sendiri kasus baru Covid-19 masih tinggi dibanding beberapa bulan sebelumnya. Di periode Desember 2020 hingga Januari 2021, jumlah kasus harian berada di kisaran angka 250.
Namun, beberapa minggu terakhir mengalami kenaikan, bahkan mencapai 1.023 kasus. Kondisi ini terbilang mengkhawatirkan meski Saudi sudah mendukung penuh program vaksinasi.
"Terakhir kami ketemu Dirjen Kesehatan Masyarakat di Provinsi Makkah. Beliau juga tidak berani memastikan tentang haji. Kepentingan utama Saudi adalah kesehatan dan keselamatan bersama," kata dia.