Gugatan Uni Eropa ke AstraZeneca Mulai Disidangkan

Eropa menuduh AstraZeneca tak penuhi kontraknya perihal pasokan vaksin.

REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Persidangan gugatan Komisi Eropa terhadap AstraZeneca perihal dugaan pelanggaran kontrak pasokan vaksin Covid-19 dimulai di Pengadilan Tingkat Pertama Brussels, Belgia, Rabu (28/4).
Rep: Kamran Dikarma Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Persidangan gugatan Komisi Eropa terhadap AstraZeneca perihal dugaan pelanggaran kontrak pasokan vaksin Covid-19 dimulai di Pengadilan Tingkat Pertama Brussels, Belgia, Rabu (28/4). Sidang terbuka untuk umum.

Baca Juga


Komisi Eropa mengungkapkan, proses akan terdiri dari dua sidang dan dilakukan di bawah prosedur darurat. Artinya hal itu dapat diselesaikan dalam hitungan pekan. Sebelumnya Komisi Eropa telah menuduh AstraZeneca tak memenuhi kontraknya dengan Uni Eropa perihal pasokan vaksin.

“Komisi telah memulai tindakan hukum Jumat (23/4) lalu terhadap AstraZeneca. Beberapa persyaratan kontrak belum dipatuhi dan perusahaan belum dalam posisi untuk menghasilkan strategi yang dapat diandalkan untuk memastikan pengiriman dosis tepat waktu,” kata seorang juru bicara Uni Eropa dalam sebuah konferensi pers pada Senin (26/4).

Dia mengungkapkan langkah itu didukung penuh oleh semua negara anggota Uni Eropa. "Kami ingin memastikan pengiriman cepat dengan jumlah dosis yang cukup yang menjadi hak warga Eropa dan yang telah dijanjikan berdasarkan kontrak," ujarnya.

Sementara itu AstraZeneca menampik telah melanggar ketentuan kontrak dengan Uni Eropa. “AstraZeneca telah sepenuhnya mematuhi Perjanjian Pembelian di Muka dengan Komisi Eropa dan akan sangat membela diri di pengadilan. Kami yakin litigasi apa pun tidak berdasar dan kami menyambut baik kesempatan ini untuk menyelesaikan sengketa ini secepat mungkin,” kata perusahaan tersebut.

Berdasarkan kontrak, kasus tersebut perlu diselesaikan oleh pengadilan Belgia. Dalam kontrak yang dibuat dengan Komisi Eropa, AstraZeneca berkomitmen melakukan upaya terbaik dan logis untuk menyuplai 180 juta dosis vaksin ke Uni Eropa pada kuartal kedua tahun ini. Secara keseluruhan, periode antara Desember 2020 hingga Juni 2021, perusahaan tersebut mesti menyediakan 300 juta dosis vaksin.

Namun pada 12 Maret lalu, AstraZeneca mengatakan pihaknya hanya akan mengirimkan sepertiga dari jumlah yang mestinya dipenuhi pada kuartal kedua tahun ini. Sebanyak 70 juta dosis akan tersedia pada fase tersebut. Sepekan setelah merilis pernyataan itu, Komisi Eropa mengirim surat resmi kepada AstraZeneca sebagai langkah awal prosedur formal penyelesaian perselisihan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler