Rasulullah Membelah Bulan, Haga Sophia Bermandi Purnama
REPUBLIKA.CO.ID, Uttiek M Panji Astuti, Penulus dan Traveller.
“Bulan tetap terang ketika tak menghindari malam,
Di dalam cahayaMu aku belajar mencintai,
Di dalam keindahanMu aku menulis puisi.”
~Mevlana Rumi
Ah, Istanbul memang selalu secantik ini. Tak heran kalau Mevlana Rumi bisa menuliskan puisi yang membuai hati.
Kemarin tanggal 15 Hijriyah adalah supermoon. Media Turki TRTWorld merilis foto-foto luar biasa. Bulan yang purnama yang sempurna menggantung di atas Aya Sofya.
Supermoon adalah fenomena yang terjadi saat bulan berada pada titik terdekatnya dengan bumi. Dalam istilah astronomi, titik terdekat bulan ke bumi disebut perigee.
Bulan terlihat lebih terang dan lebih besar daripada biasanya. Dalam pandangan awan, bulan akan terlihat cantik sekali.
Keindahan cahaya bulan juga menginspirasi Sang Arsitek jenius Mimar Sinan ketika membangun Masjid Mihrimah (Mihrimah Camii dalam bahasa Turki) yang spektakuler.
Masjid itu dibangun atas permintaan Mihrimah, putri Sultan Sulaiman. Wanita yang dicintainya, namun tidak bisa dimiliki, karena dinikahkan dengan seorang bangsawan bernama Rustem Pasya.
Masjid itu didirikan di dua kota, yakni Edirnekapi dan Uskudar. Setiap tanggal 21 Maret, yang merupakan hari kelahiran sang putri, matahari senja yang tenggelam akan terlihat di Masjid Mihrimah di Edirnekapi. Pada saat yang bersamaan, bulan yang baru muncul akan terlihat di Masjid Mihrimah di Uskudar.
Bukan suatu kebetulan, secara harafiah, Mihrimah artinya matahari dan bulan. Barangkali inspirasi itu datang manakala Mimar Sinan menyaksikan supermoon di atas langit Istanbul. Ah, so sweet!
******
Kalau dari bumi, bulan selalu terlihat indah, ternyata tidak dari jarak dekat. Para astronot menyebutkan adanya garis rekahan yang memanjang sepanjang diameter bulan.
Rekahan itu membentuk urat-urat seperti sutura yang menggabungkan tengkorak depan dan tengkorak belakang manusia. Rekahan itu dinamakan Rima Ariadaeus.
Rima Ariadaerus yang terbukti secara scientific itu adalah jawaban Rasulullah SAW atas permintaan Habib Ibn Malik untuk membelah bulan. Disebutkan suatu kali para pembesar Quraisy ingin menguji Rasulullah SAW.
“Bisakah Engkau membuat matahari terbenam dan bulan merendah ke bumi, terbelah menjadi dua. Kemudian bulan itu bersatu lagi di atas kepalamu dan bersaksi atas kerasulanmu!”
Rasulullah SAW lalu beranjak menuju Jabal Qubaysh dan shalat dua rekaat. Saat itulah Malaikat Jibril datang dan menyampaikan kabar bahwa permintaan yang tak masuk akal akan segera terjadi.
Atas izin Allah, bulan lalu bergerak turun dan berhenti di hadapannya. Lalu, terbelah menjadi dua, dan berpadu lagi di atas kepala Rasulullah SAW.
Peristiwa yang seakan “tak masuk akal” itu, 14 abad kemudian dapat dibuktikan secara ilmiah. Allahu akbar!
Keterangan foto: Bulan Purnama di sela pohon kaktus yang ada di kawasan gurun pasir.
Dengan munculnya supermoon kemarin, sekaligus penanda bahwa Ramadhan telah separuh jalan meninggalkan kita.
Sudahkah kita memaksimalkan diri menikmati jamuan istimewa? Hari ini belum terlambat, masih ada hari-hari tersisa. Segera azamkan niat untuk memperbaikinya.
Ramadhan pasti datang hingga akhir masa, namun tak ada jaminan kita tetap bisa menikmatinya.
Jakarta, 28/4/2021