Penggunaan Hand Sanitizer Picu Kasus Muntaber?
Beberapa negara melaporkan peningkatan kasus gastroenteritis atau muntaber.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa negara di dunia melaporkan terjadinya peningkatan kasus gastroenteritis atau muntaber dalam beberapa bulan terakhir. Para ahli menilai penggunaan hand sanitizer yang meluas saat ini turut berperan terhadap peningkatan kasus muntaber tersebut.
Berdasarkan data terbaru, salah satu wilayah yang mengalami peningkatan kasus gastroenteritis adalah negara bagian Victoria di Australia. Di beberapa bulan pertama 2021, terjadi peningkatan kasus gastroenteritis hingga empat kali lipat dibandingkan dengan rata-rata kasus selama lima tahun terakhir. Peningkatan kasus ini ditemukan di fasilitas-fasilitas pengasuhan anak.
Tak hanya di Australia, beberapa negara lain juga melaporkan adanya peningkatan kasus gastroenteritis. Dua di antaranya adalah Selandia Baru dan Taiwan.
Gastroenteritis merupakan penyakit yang biasanya disebabkan oleh virus bernama norovirus. Virus ini bisa menyebar ketika tangan yang terkontaminasi menyentuh area mulut.
"Norovirus menyebabkan muntah dan diare," jelas Kepala Food Safety Information Council Australia Cathy Moir, seperti dilansir New Atlas, Kamis (29/4).
Penyebab pasti dari peningkatan kasus gastroenteritis akibat norovirus belum benar-benar diketahui. Akan tetapi, penggunaan hand sanitizer yang semakin luas dinilai turut berperan.
Seperti diketahui, penggunaan hand sanitizer dapat menjadi salah satu alternatif untuk menjaga kebersihan tangan dan mencegah penularan Covid-19 di masa pandemi. Karena lebih praktis, tak sedikit orang yang menjadi terbiasa membersihkan tangan dengan hand santizer meski bisa mengakses air dan sabun untuk mencuci tangan.
Meski lebih praktis dan nyaman, penggunaan hand sanitizer sebenarnya tidak seefektif menuci tangan dengan air dan sabun dalam hal melawan norovirus. Hal ini telah dibuktikan dalam sebuah survei pada 2011 yang mencakup 161 fasilitas perawatan di Amerika Serikat. Survei ini mengungkapkan bahwa fasilitas perawatan yang menggunakan air dan sabun untuk mencuci tangan mengalami wabah norovirus yang lebih jarang dibandingkan fasilitas yang mengandalkan hand sanitizer.
Spesialis penyakit menular dari Australian National University Peter Collignon mengatakan hand sanitizer tidak menghilangkan kontaminan dari tangan yang kotor. Oleh karena itu, penggunaan hand santizer sebaiknya tidak menggantikan tindakan mencuci tangan dengan sabun dan air.
Namun, bukan berarti hand sanitizer sama sekali tak bermanfaat atau tidak boleh digunakan. Penggunaan hand sanitizer tetap bisa membantu selama dilakukan dengan benar.
Cara yang ideal untuk menggunakan hand sanitizer adalah membersihkan permukaan tangan terlebih dahulu secara menyeluruh. Setelah itu, hand sanitizer bisa digunakan untuk mensterilisasi tangan.
"Seperti semua disinfeksi, membersihkan dulu merupakan langkah yang esensial, Anda tak bisa hanya mencelupkan sesuatu pada cairan ajaib dan membuatnya steril, bersihkan, lalu sterilisasi," ujar Collignon.
Menurut Collignon, kasus gastroenteritis merupakan salah satu contoh bahwa hand sanitizer tidak bekerja dengan cepat dan membutuhkan waktu untuk meresap. Karena itu, Collignon menekankan bahwa menucuci tangan tetap penting untuk dilakukan.