Thursday,26 Jumadil Awwal 1446 / 28 November 2024
Belajar dari India, Patuh Prokes Demi Hindari Tsunami Corona
IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Perkembangan kasus Covid-19 di dunia menunjukkan adanya gelombang dan varian baru yang terjadi di sejumlah negara seperti di India. Berbagai upaya harus terus dilakukan, mencegah kejadian serupa agar tidak terjadi di Indonesia.
“Pelajaran yang harus kita pegang dari kejadian di India adalah, begitu kasus Covid-19 meningkat maka diikuti oleh meningkatnya fatalitas atau angka kematian. Penyebab pastinya dari peristiwa di India, belum diketahui seutuhnya,” ujar Ahli Virologi Universitas Udayana Bali I Gusti Ngurah Kade
Mahardika dalam Dialog Produktif bertema Belajar dari India Tingkatkan Kepatuhan Prokes Sekarang Juga yang diselenggarakan KPCPEN dan FMB9, Kamis (29/4).
Mahardika juga menduga, euforia vaksinasi di India menjadi faktor penentu terjadinya peristiwa tsunami Covid-19 tersebut.
“Lingkup vaksinasi di India sebenarnya juga masih berkisar di angka 7 persen dari jumlah penduduknya, euforia vaksinasi di sana masih dini. Jangan sampai ini
terjadi di Indonesia, karena lingkup vaksinasi di Indonesia baru menyentuh angka sekitar 2,5 persen dari jumlah penduduk,” katanya.
Ia menambahkan, apa yang terjadi di India masih belum pasti disebabkan oleh mutasi virus COVID-19. Namun, ia meminta semua pihak belajar bahwa kerumunan, dan euforia vaksinasi menjadi faktor terbesar yang membuat terjadinya tsunami Covid-19 di India. Hal ini bisa dicegah dengan bersama-sama mematuhi
protokol kesehatan 3M.
Mahasiswa Indonesia di India Agoes Aufiya menceritakan kondisi di India saat ini.
“Dalam 24 jam terakhir, telah terkonfirmasi 379 ribu kasus baru sehingga angka kasus aktif mencapai 3 juta dengan kasus kematian mencapai 3.646. Kalau melihat laporan ketersediaan ruang ICU Covid-
19 di New Delhi, dari 4.821 kamar yang ada, kini tersisa 18 ICU saja,” ujarnya.
Ia menambahkan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di New Delhi telah memberikan imbauan kepada WNI yang berada di India untuk tetap di
rumah saja, tetap mematuhi protokol kesehatan, dan memenuhi pasokan logistik agar tidak keluar rumah kalau tidak perlu. KBRI dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Mumbai memberikan nomor telepon darurat apabila ada
WNI yang memerlukan bantuan atau asistensi.
Saat ini New Delhi memasuki masa lockdown fase kedua yang sudah diperpanjang.
“Lockdown sebelumnya dilakukan pada 20-26 April. Kini diperpanjang 27 April sampai 3 Mei 2021. Untuk keluar rumah ke tempat yang lebih jauh, perlu menggunakan izin tertentu dari pemerintah India,” katanya.
Berita terkait
Berita Lainnya
Berita Jurnal Haji
Senin , 27 Feb 2023, 15:42 WIB
Berita Jurnal Haji
Senin , 27 Feb 2023, 13:26 WIB