Empat Amalan Malam Lailatul Qadar
Umat Muslim sebaiknya menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan berbagai ibadah.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada empat amalan yang dapat dikerjakan oleh umat Islam di 10 terakhir Ramadhan. Dan di antara amalan yang bisa dan sebaiknya dilakukan oleh seorang Muslim di malam Lailatul Qadar ialah menghidupkan malam.
Lakukan berbagai macam ibadah
Tentu yang pertama mesti dilakukan ialah menghidupkan malam tersebut dengan berbagai macam ibadah. "Bagaimana mungkin seorang berangan-angan mendapatkan malam Lailatul Qadar, sedangkan ia berleha-leha di malam harinya?" kata Ustaz Ahmad Zarkasih dalam bukunya Meraih Lailatul Qadr Haruskah Itikaf.
Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang menghidupkan malam Lailatul Qodr dengan Iman dan Ihtisab (mengharapkan pahala), niscaya Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lampau” (HR Bukhori).
Dan kata “menghidupkan” dalam hadits ini ialah kata umum yang berarti bahwa apa yang dilakukan pada malam ini tidak terpaku pada satu jenis ibadah saja. Apapun itu ibadahnya, intinya ialah kita menghidupkan malam ini dengan berbagai macam ibadah.
"Dari mulai sholat, membaca Alquran, i’tikaf, berdzikir, berdoa, dan sahurpun termasuk ibadah," katanya.
Memperbanyak dzikir dan doa
Membanyak dzikir adalah salah satu cara paling mulia untuk menghabiskan malam guna mendapat kemulian malam Lailatul Qadr. Terlebih lagi dzikir yang memang benar-benar diajarkan dan dicontohkan oleh Nabi SAW. Seperti lafadz “Laa Ilaaha Illallah” yang disebutkan dalam hadits bahwa itu ialah afdhalnya dzikir.
Dan tentu saja berdoa menjadi suatu keharusan dan kebutuhan seorang hamba pada malam itu. Karena salah satu kemualian Ramadhan ialah waktu di mana kemungkinan diijabahnya doa seoarang hamba.
Dan pada malam-malam sepuluh terakhir ini, Rasul telah mencontohkan kita dalam hadistnya tentang doa yang sering beliau baca dan beliau ajarkan kepada kita melalui istrinya ‘Aisyah ra untuk kita baca dimalam-malam mulia ini, yaitu:
Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul-‘afwa fa’fu ‘anni
"Ya Allah, sesungguhnya Engkau maha pemaaf, dan Engkau mencintai Maaf, maka maafkan aku” (HR Ahmad, Tirmidzi, Nasa’I, Ibnu Majah).
Inilah doa yang sering dibaca berulang-ulang oleh Nabi SAW ketika memasuki malam 10 terakhir bulan Ramadhan, dan doa ini juga yang diajarkan oleh beliau kepada kita semua melalui istrinya ‘Aisyah guna bisa kita mendapatkan kemualiaan malam Lailatul Qadar.
Memperbanyak tilawah Alquran
Ustadz Ahmad mengatakan, tidak mesti mengkhatamkannya di malam itu juga, dan tidak ada juga yang mewajibkan seorang Muslim mengkhatamkan Alquran di malam itu.
Namun, jika memang mampu dan bisa mengkhatamkan Alquran itu sangat baik. "Tidak diragukan lagi orang tersebut akan mendapat pahala yang besar," katanya.
Melaksanakan sholat
Tidak ada ketentuan berapa rakaat harus sholat di malam hari Romadhon, termasuk malam-malam sepuluh terakhir. Tidak ada batasan berapapun kita melaksanakan sholat, delapan rakaat kah atau 20, atau bahkan lebih.
Yang terpenting ialah sholat itu dilakukan dengan format dua rakaat satu salam. "Sholat malam itu dua rakaat dua rakaat….” (HR. Bukhori & Muslim).
Dan ini bukan sholat tarawih, ini adalah sholat malam. Pun kalau ingin menyebutnya dengan sholat tahajud ya tidak mengapa. Artinya ketika memulia takbir, kita berniat dengan sholat tahajjud.
Tapi yang harus diperhatikan ialah, kalau sebelumnya sudah sholat witir dengan jamaah tarawih sebelumnya, maka sudah tidak boleh lagi melakukan sholat witir, karena witir tidak boleh dilakukan sebanyak dua kali dalam satu malam. Dan kalau memang belum sholat witir, ya tutuplah sholat malam kita dengan sholat witir.