Dompet Dhuafa Bagikan Zakat dengan Langsung Datangi Mustahik

Proses penyaluran zakat Dompet Dhuafa selama ini tak dengan mengumpulkan massa

Direktur Komunikasi dan Aliansi Strategis Dompet Dhuafa, Bambang Suherman menyampaikan kesiapannya soal pendistribusian zakat pada bulan suci Ramadhan 1442 Hijriah dengan protokol kesehatan tanpa membuat kerumunan.
Rep: Umar Mukhtar Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Komunikasi dan Aliansi Strategis Dompet Dhuafa, Bambang Suherman menyampaikan kesiapannya soal pendistribusian zakat pada bulan suci Ramadhan 1442 Hijriah dengan protokol kesehatan tanpa membuat kerumunan. Dia menjelaskan, selama ini proses penyaluran zakat Dompet Dhuafa memang tidak dilakukan dengan cara mengumpulkan massa.

"Yang kami lakukan adalah mendatangi para penerima manfaat secara langsung ke rumah-rumah. Atau, kedua, membuat jaringan kerja sama dengan komunitas-komunitas yang sudah memiliki basis mustahik sehingga untuk mendistribusikannya pun sudah fixed tanpa harus melakukan upaya pengumpulan massa," tutur dia kepada Republika.co.id, Selasa (4/5).

Bambang menambahkan, opsi selanjutnya yaitu bekerja sama dengan platform digital seperti influencer dalam proses pendistribusian. Pada opsi ini, beberapa influencer diberi akses terhadap sejumlah bantuan dalam bentuk fisik. "Prinsipnya, penerima manfaat tidak dikumpulkan. Tetapi kita yang datang menghampiri mereka," jelasnya.

Untuk mendistribusikan 2.000 paket bantuan misalnya, Bambang menjelaskan, Dompet Dhuafa bekerja sama dengan 20 komunitas. Setiap komunitas mendapat akses terhadap 100 penerima manfaat yang sudah dikenal di area komunitas tersebut sehingga tidak perlu mengumpulkan mereka untuk mendistribusikan.

"Ini sudah menjadi pola Dompet Dhuafa sejak sebelum pandemi dan dipertahankan sampai hari ini. Faktor pertimbangannya bukan karena pandemi, tetapi menghormati nilai-nilai kemanusiaan mustahik. Mereka bukan kelompok lemah yang datang berkumpul dan merendahkan derajat kemanusiaannya untuk menunggu bantuan. Bukan," ucapnya.

Baca Juga


Bambang melanjutkan, seluruh bantuan dari penghimpunan zakat selama Ramadhan didistribusikan secara merata ke seluruh wilayah Indonesia. Dia mengatakan, hampir bisa dipastikan, semua titik wilayah menjadi prioritas. Hanya saja ada proporsi berbeda untuk wilayah yang memang membutuhkan jumlah bantuan lebih besar.

"Misalnya wilayah terdampak bencana alam. Ini menjadi prioritas utama, seperti di Sulawesi Barat. Kemudian faktor pandemi itu sendiri yaitu wilayah yang terdampak pandemi paling besar, seperti Lampung dan Bengkulu karena memiliki indeks kemiskinan cukup tinggi dan indeks keterpaparan pandemi juga cukup besar," ungkapnya.

Bambang optimistis penghimpunan zakat, infak dan sedekah selama bulan Ramadhan ini akan mencapai target sebesar Rp 120 miliar. "Untuk Ramadhan tahun ini, target penghimpunannya Rp 120 miliar, dengan proporsi dana zakatnya 80 persen dari besaran tersebut," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler