Sidebar

Turki Kecam AS Karena Sebut Serangan Israel Pertahanan Diri

Wednesday, 12 May 2021 16:00 WIB
Pro-Palestine protesters take part in a demonstration outside the US State Department in Washington, DC, USA, 11 May 2021. The recent clashes between Palestine and Israel have prompted international calls for calm and raised fears that the situation could ignite into a wider conflict. In response to days of violent confrontations between Israeli security forces and Palestinians in Jerusalem, various Palestinian militants factions in Gaza launched rocket attacks on 10 and 11 May that killed three Israelis. Israel Defense Forces (IDF) said they hit over 100 targets in Gaza Strip during retaliatory overnight strikes on 10 May and Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu said on 11 May that they will increase the rate and intensity of the strikes. The Health Ministry of Gaza strip said that at least 26 Palestinian, including nine children, were killed from the recent Israeli airstrikes to date.

IHRAM.CO.ID, ANKARA — Direktur komunikasi Turki Fahrettin Altun, mengecam Amerika Serikat (AS) karena mempertimbangkan serangan Israel terhadap Palestina sebagai pertahanan diri. Menurutnya, serangan tersebut lebih kepada pembantaian alih-alih membela diri.

Baca Juga


 

"Membantai warga sipil. Memaksa warga Palestina meninggalkan rumah mereka dan menduduki tanah mereka. Menyerang masjid. Membunuh anak-anak yang tidak bersalah. Sejak kapan semua kekejaman itu dianggap sebagai pembelaan diri?" ujar Fahrettin Altun dikutip dari Yenisafak, Rabu (12/5).

 

Dia mempertanyakan sikap Amerika Serikat yang terus-menerus diam menyoal pembantaian dan aksi teror yang dilakukan Israel. Khususnya, ketika ketegangan mulai meningkat di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur sejak pekan lalu, ketika pengadilan Israel memerintahkan penggusuran keluarga Palestina, meski kemudian ditunda.

Warga Palestina yang memprotes solidaritas dengan penduduk Sheikh Jarrah telah menjadi sasaran pasukan Israel. Peningkatan intensitas dan situasi kekerasan tersebut mengakibatkan serangan udara oleh Israel di Gaza, yang menyebabkan puluhan orang Palestina tewas dan ratusan lainnya luka-luka.

 

Berita terkait

Berita Lainnya