Islamnya Elite Yaman Berkat Nubuat Nabi Tumbangnya Persia

Para elite Yaman masuk Islam berkat kebenaran nubuat Nabi soal Persia

Pixabay
Para elite Yaman masuk Islam berkat kebenaran nubuat Nabi soal Persia. Ilustrasi Persia
Rep: Hasanul Rizqa Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Era Raja Abrawazir bisa dianggap sebagai permulaan masa kehancuran Persia. Berpuluh tahun sejak diangkat sebagai nabi, Muhammad SAW dapat memimpin berbagai komunitas dalam jumlah besar. Mereka dipersatukan rasa iman dan tauhid. Sampailah suatu saat, beliau shalallahu `alaihi wasallamberhasil membebaskan Makkah. Inilah awal kemenangan Islam. 

Baca Juga


Kira-kira dalam periode itu, Nabi SAW mulai giat mengirimkan berbagai utusan dan surat-surat ke pelbagai negeri. Melalui cara itu, beliau mengajak para penguasa untuk mengenal dan memeluk Islam. Salah satu surat itu ditujukan kepada Raja Kisra, penguasa Persia kala itu. Berikut adalah isi surat tersebut:

“Bismillahhirrahmanirrahim. Dari Muhammad utusan Allah kepada Kisra penguasa Persia. Salam sejahtera bagi orang yang mengikuti petunjuk, beriman kepada Allah dan utusan-Nya, dan bersaksi tiada Ilah selain Allah Yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Aku ajak kamu dengan seruan Allah, karena sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada seluruh manusia, untuk memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup dan supaya pastilah (ketetapan azab) terhadap orang-orang kafir. Masuk Islamlah kamu, niscaya kamu selamat.Jika kamu enggan, kamu akan memikul dosa seluruh orang Majusi (penduduk Persia).”

Ketika surat itu dibacakan kepada Raja Kisra, ia langsung merobek-robek dokumen itu seraya berkata, “Seorang hamba yang hina berani menulis namanya lebih dahulu sebelum namaku!” Bahkan, utusan Rasul SAW yang membawa surat tersebut dibunuhnya.

Mendengar kabar tersebut, Nabi Muhammad SAW mengangkat tangannya ke langit dan berdoa, “Semoga Allah mengoyak-oyak kerajaannya.” 

Ternyata, permintaan Rasulullah SAW itu kelak menjadi kenyataan. Ceritanya bermula dari surat Badzan, gubernur wilayah Persia di Yaman. Rupanya, Raja Kisra menyuruh sang gubernur agar membawakan langsung kepadanya sosok pengirim surat itu (Muhammad SAW).  

Penguasa Persia itu amat penasaran bagaimana perawakan orang yang berani menuliskan namanya lebih dulu ketimbang Raja Kisra sebagai pembuka surat.

“Kirimkan dua orang anak buahmu yang kuat kepada orang Hijaz itu (Muhammad SAW) agar mereka membawanya kepadaku,” perintah Raja Kisra. 

Badzan lantas memilih dua orang anak buahnya yang paling kekar. Berangkatlah mereka berdua ke Makkah. Sesampainya di sana, keduanya berhasil menjumpai Nabi SAW. Akan tetapi, Rasulullah SAW menjawab ajakan para utusan itu secara diplomatis. Beliau menyuruh mereka agar kembali pulang. Sebab, saat itu juga Raja Kisra telah jatuh dari takhta. Keonaran terjadi di jantung negeri Persia sehingga tak ada faedahnya lagi Yaman tunduk pada Kisra. 

Kedua utusan ini lantas kembali kepada Gubernur Badzan. Mendengar penuturan mereka, Badzan heran bukan main. Sebab, kabar dari Persia membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk tiba ke Yaman. Bagaimana mungkin kabar itu, sekiranya benar, lebih dahulu tiba di Makkah pada saat yang bersamaan pula?

Ternyata, memang benar adanya.Tepat ketika kedua utusan itu tiba di Yaman, Badzan mendapatkan berita dari ibu kota Persia tentang kejatuhan istana Kisra. Sebab, balatentara Romawi berhasil menaklukkan kota-kota penting negeri tersebut. Selain itu, pemberontakan besar juga terjadi dan bahkan didukung kalangan keluarga istana sendiri. 

Syirawaih, sang putra mahkota, bangkit menyerang ayahnya sendiri dan bahkan membunuhnya. Alhasil, kekuasaan Kisra tumbang dan kini diambil alih Syirawaih. Peristiwa itu akhirnya menjadi sebab Badzan beserta seluruh masyarakat Yaman masuk Islam.  

sumber : Harian Republika
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler