Desa Wisata di Lembah Bidadari Malang Dikembangkan

Setelah makanan khas ditemykan, akan menjadi identitas dari desa wisata.

Dok. Humas UMM
Tim dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melakukan pendampingan dan pengembangan desa wisata di Lembah Bidadari, Desa Pandanrejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang.
Rep: Wilda Fizriyani Red: Bilal Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Tim dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali melakukan pendampingan dan pengembangan desa wisata. Tim yang terdiri atas dosen Wiyono, Novin Farid Setyo Wibowo, dan Muhammad Afif Setiawan ini telah merancang desa wisata di Lembah Bidadari, Desa Pandanrejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang.

Kegiatan ini berangkat dari kerja sama yang dilakukan oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) dengan PT Astra Internasional Tbk. Salah satu program yang sudah dilaksanakan, yakni kompetisi masak makanan khas desa. Kegiatan ini diselenggarakan pada April lalu.

Koordinator tim Wiyono mengaku tidak ingin rentetan program ini hanya besar di media dan dokumen. Ia ingin bergerak layaknya operasi senyap yang berjalan dengan tujuan juara dalam tiga sampai empat tahun ke depan. "Nantinya kami juga ingin agar desa ini bisa mandiri dan tidak terus bergantung pada UMM," kata dosen manajemen UMM ini.

Adapun kompetisi makanan khas ini bukan bertujuan untuk mencari pemenang. Namun menemukan makanan khas dari desa wisata ini. Ketika sudah ada, makanan khas itu menjadi identitas dari desa wisata.

Sementara itu, Staf DPPM Afif Setiawan, mengatakan, kegiatan ini menjadi bagian dari program besar yang dicanangkan. Yakni mendampingi desa binaan dengan mengembangkan kewirausahaan dan potensi desa wisata.




Menurut Afif, tim UMM melihat Desa Pandanrejo memiliki potensi. Salah satunya terkait banyaknya makanan khas. "Utamanya makanan yang berbahan dasar pandan," ucapnya.

Bersama dengan Astra, DPPM juga telah menyiapkan agenda yang mampu menunjang pengembangan desa. Beberapa di antaranya penguatan kewirausahaan untuk Bumdes dan penggalian potensi desa wisata. Kemudian penjenamaan (//branding//), pengembangan dan pemberdayaan UMKM.

“Tentunya dalam pengembangan UMKM kami memberikan alat yang lebih modern dan memudahkan dalam produksi produk kedepannya,” ungkap Afif.

Sempat terhalang akses jalan yang susah dan fasilitas yang kurang memadai, tim DPPM UMM masih bisa memberikan usaha hang maksimal. Menurut Afif, perencanaan-perencanaan yang sudah dicanangkan juga berjalan dengan baik.

Afif berharap desa wisata Pandanrejo dapat terus berkembang lebih baik serta mampu bersaing dengan desa wisata lainnya. "Khususnya dalam pengembangan potensi makanan yang akan menjadi ikon dan identitas desa tersebut," jelasnya dalam keterangan pers yang diterima //Republika//.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler