Sekelompok Yahudi di Google Buat Gerakan Bela Palestina

Kelompok itu dilaporkan membuat surat ke CEO agar mengecam serangan Israel.

AP/Nasser Nasser
Seorang demonstran Palestina menggunakan katapel untuk mengembalikan tabung gas air mata ke arah tentara selama bentrokan dengan pasukan Israel di pintu masuk utara kota Ramallah, Tepi Barat, Selasa, 18 Mei 2021.
Rep: Lintar Satria Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Sekelompok karyawan Google beragama Yahudi mendesak tempat mereka bekerja untuk mendukung Palestina di tengah pengeboman Israel di Gaza. Serangan-serangan yang telah menewaskan 200 orang lebih termasuk puluhan anak-anak.

Dalam surat internalnya karyawan Google meminta CEO Sundar Pichai untuk mengeluarkan pernyataan mengecam serangan-serangan tersebut. Termasuk 'mengakui kerusakan langsung militer Israel dan kekerasan kelompok kriminal terhadap rakyat Palestina'

"Rakyat Palestina sangat terdampak pada kekerasan militer kolonial yang terjadi di kawasan," kata para karyawan Google dalam surat mereka seperti dikutip Middle East Eye, Rabu (19/5).

"Mohon perhatikan permintaan pengguna Google di Palestina dan terus suarakan suara mereka," tambah para pekerja perusahaan teknologi raksasa itu.  

Para pegawai juga meminta Google untuk menghentikan kontrak bisnis yang membantu 'Israel melanggar hak asasi rakyat Palestina seperti militer Israel.' Surat internal tersebut ditanda tangani 250 karyawan beragama Yahui dan 'allied Googlers'. Surat ini pertama kali dilaporkan oleh The Verge.

Baca Juga


Situs teknologi itu melaporkan dua orang sumber mengatakan surat internal itu didorong kelompok sumber daya karyawan (ERG) baru yang bernama Jewish Diaspora in Tech. Kelompok yang didirikan tahun lalu ini untuk merespon sentimen pro-Zionis dari ERG yang disebut Jewglers singkatan dari Jewish Googlers.

"Kami terpaksa membentuk ruang kami sendiri karena pada faktanya kami benar-benar tidak diizinkan mengungkapkan sudut pandangan kami di ERG," kata seorang product marketing manager pada The Verge.

Surat tersebut juga meminta Google dan para eksekutifnya untuk melindungi dan mendukung kebebasan berbicara. Menekankan kritik terhadap Israel bukan sikap anti-Semit.

"Kami meminta pemimpin Google untuk menolak setiap definisi anti-Semitisme yang menyatakan kritik terhadap Israel atau Zionisme adalah anti-Semitisme," kata para karyawan Google.

"Anti-Zionisme bukan anti-Semitisme dan menyamakan dua hal itu akan merugikan upaya pencarian keadilan untuk rakyat Palestina dan orang Yahudi dengan membatasi kebebasan berekspresi dan mendistraksi tindakan anti-Semit sebenarnya," tambah mereka.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler