Sidebar

Delegasi Hamas dan Mesir Akan Bahas Rekonstruksi Gaza

Wednesday, 26 May 2021 16:37 WIB
Anak-anak berkumpul di samping kawah tempat rumah Ramez al-Masri dihancurkan oleh serangan udara sebelum gencatan senjata tercapai setelah perang 11 hari antara penguasa Hamas Gaza dan Israel, Minggu, 23 Mei 2021, di Beit Hanoun. , Jalur Gaza utara.

IHRAM.CO.ID, GAZA -- Kepala politik Hamas Ismail Haniyeh akan mengunjungi Mesir untuk membicarakan rekonstruksi Jalur Gaza. Hal ini menyusul serangan Israel yang berlangsung selama 11 hari, yang dimai pada 10 Mei lalu.


 
"Delegasi Hamas yang dipimpin oleh Haniyeh akan mengunjungi Kairo dalam beberapa hari mendatang," kata juru bicara Hamas Hazem Qassem kepada Anadolu Agency, Rabu (26/5).
 
Dia mengatakan kunjungan tersebut datang atas undangan Mesir. Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya Mesir untuk menghentikan serangan Israel terhadap Palestina. Selain itu, Qassem mengatakan, kunjungan tersebut juga bertujuan untuk menindaklanjuti peran Mesir dalam membangun kembali Jalur Gaza.
 

Ketegangan meningkat sejak 4 Mei, ketika pengadilan Israel memerintahkan penggusuran keluarga Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur. Situasi semakin memburuk, setelah pasukan Israel menggerebek Masjid al-Aqsa dan menyerang jamaah yang sedang shalat tarawih pada bulan ramadan.

 
Ketegangan menyebar ke wilayah Jalur Gaza, dan Israel melancarkan serangan udara yang menewaskan sedikitnya 248 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak dan 39 wanita. Sementara lebih dari 1.900 lainnya terluka. 
 
Otoritas kesehatan di Tepi Barat juga mengonfirmasi 31 orang tewas di wilayah pendudukan. Dengan demikian total warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel mencapai 279 orang.
 
Di sisi lain, 12 orang Israel juga tewas dalam tembakan roket oleh kelompok militan Palestina, Hamas dari Jalur Gaza. Setelah saling menyerang selama 11 hari, Israel dan Palestina sepakat untuk melakukan gencatan senjata yang dijembatani oleh Mesir pada Jumat (21/5) mulai pukul 2 dini hari waktu setempat. Namun Israel mengkhianati gencatan senjata dengan melakukan kekerasan terhadap warga Palestina yang sedang berkumpul di kompleks al-Aqsa.
 
Menurut Kementerian Pekerjaan Umum Palestina di Gaza, sebanyak 258 bangunan yang terdiri dari sekitar 1.042 unit perumahan dan komersial hancur selama serangan Israel. Sementara769 unit lainnya rusak parah, dan 14.536 mengalami kerusakan ringan. Tujuh belas rumah sakit, serta 53 sekolah rusak.

Berita terkait

Berita Lainnya