Rasulullah Ingatkan Umatnya tak Haus Kekuasaan
Haus kekuasaan menumbuhkan sifat munafik dalam hati.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW mengingatkan umatnya agar tidak haus dengan kekuasaan dan harta agar tidak menjadi orang munafik. Karena dua hal tersebut dapat membahayakan diri dan orang lain.
Peringatan tersebut disampaikan Nabi melalui sabdanya.
"Gila kedudukan dan harta itu menumbuhkan sifat munafik dalam hati. Orang yang gila kedudukan tidak ubahnya seperti air yang dapat menumbuhkan sayuran."
Nabi Muhammad bersabda.
"Dua ekor serigala buas masuk di kandang domba tidak lebih berbahaya daripada gila kedudukan dan harta dalam keyakinan agama seorang muslim."
Al-Imam Abu Hamid Al-Ghazali dalam kitabnya Al-Munqizh Min Al-Dhalal yang diterjemaahkan KH. R. Abdullah Bin Nuh dengan judul 'Tafakur Sesaat Lebih Baik Daripada Ibadah Setahun' mengatakan, sifat gila kedudukan dan harta ini takkan dapat dihilangkan hingga ke akar-akarnya kecuali dengan uzlah. Yakni membebaskan diri dari segala yang akan mempengaruhinya.
"Orang yang berpengetahuan seharusnya sudah waspada terhadap ciri-ciri yang tersembunyi di dalam hatinya," katanya.
Ia juga harus pula pandai mencari jalan keluarnya. Yang demikian inilah yang seharusnya dilakukan seorang alim yang benar-benar bertakwa.
Imam Ghazali mengatakan, bagi orang-orang seperti kita ini, harus diarahkan untuk memperkuat iman pada hari kemudian, pada hari perhitungan. Menurut Imam Ghazali, andaikata keadaan kita ini diketahui oleh kaum Salihin leluhur kita, pastikanlah mereka mengira kita tidak lagi beriman terhadap hari perhitungan.
"Mengapa? Karena perbuatan kita memang sudah seperti perbuatan orang yang tak beriman lagi," katanya.
Orang yang menginginkan sesuatu, tentu ia akan berusaha mencapainya. Kita sudah tahu, bahwa untuk menjauhi api neraka, kita harus meninggalkan yang syubhat dan haram; harus menjauhi segala macam maksiat, bukan dengan berkecimpung di dalamnya.
"Kita mengetahui pula, bahwa surga itu dapat dicapai dengan sering melakukan nawafil tetapi sebaliknya, taat fardhu malah kita lalaikan. Kalau begitu, pengetahuan kita itu berarti tidak menghasilkan buah," katanya.
Sebaliknya, kebanyakan orang malah menjadi semakin gila harta dan kedudukan. Mereka sudah mencontohkan kita, mereka pikir, kalau benar perbuatan demikian itu jahat atau mungkin belum akan melakukannya.
Kalau dosa kita hanya sampai dibawa mati bila ajal kita sudah sampai seperti pada orang awam. Namun, persoalan kita tentu lebih sulit lagi dan besar benar bahaya yang akan kita hadapi.
"Semoga Tuhan memperbaiki dan memberikan Taufik untuk kita bertobat sebelum ajal tiba. Allah maha pengasih dan maha penyayang," katanya.