Sidebar

Suaka Margasatwa Muara Angke Dikembangkan Jadi Pusat Edukasi

Thursday, 03 Jun 2021 20:04 WIB
Suaka Margasatwa Muara Angke Dikembangkan Jadi Pusat Edukasi. Seekor monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) membawa sampah air minum dalam kemasan yang dilemparkan warga di kawasan Suaka Margasatwa Muara Angke di Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta, Jumat (26/3/2021). Menurut Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta, sampah yang mencemari lingkungan berdampak kepada perilaku monyet ekor panjang setempat karena lebih memilih makan di luar wilayah margasatwa.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Suaka Margasatwa Muara Angke akan dikembangkan menjadi pusat edukasi ekosistem mangrove atau bakau dan fauna serta flora yang berada di dalamnya.

Baca Juga


"Yang sangat penting bagi kawasan Suaka Margasatwa Muara Angke adalah visi kawasan ini ke depan untuk dikembangkan sebagai pusat edukasi dan ini tentu harus didukung sarana prasarana memadai," kata Pengendali Ekosistem Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta Nani Rahayu, Kamis (3/6).

Bekerja sama dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) lewat Mangrove Ecosystem Restoration Alliance (MERA), rencananya akan dibangun pusat edukasi bersama dengan perbaikan jembatan di kawasan tersebut yang sudah mengalami kerusakan sejak 2017. Kerusakan itu juga menyebabkan kawasan tersebut ditutup sejak 2017.

Suaka diharapkan dapat dibuka kembali dalam waktu dekat ketika pembangunan dan perbaikan tersebut telah selesai. Suaka Margasatwa Muara Angke adalah kawasan konservasi seluas 25,02 hektare (ha) yang terletak di Jakarta Utara.

Kawasan itu merupakan salah satu satu unsur penting bagi keberlangsungan kehidupan satwa di Jakarta, termasuk beberapa satwa endemik terancam punah seperti bubut jawa (Centropus nigrorufus). Kawasan itu diapit oleh permukiman padat yang memberikan pengaruh terhadap ekosistemnya.

Selain itu, terdapat faktor sampah dari hulu dan sedimentasi yang membuat pengurangan kedalaman sungai. Untuk itu, BKSDA dan YKAN telah merencanakan upaya penanggulangan dengan akan melakukan perbaikan hidrologi.

BKSDA dan YKAN akan merevitalisasi jalur masuk air dari laut yang sekarang tertutup sedimen. Peneliti mangrove YKAN Topik Hidayat menegaskan peran penting dari kawasan suaka tersebut dengan ekosistem mangrove serta flora dan fauna yang berada di dalamnya.

Karena itu upaya pemulihan diperlukan untuk mengembalikan kondisi yang terdegradasi. Topik menjelaskan pemulihan hidrologi akan menjadi salah satu kegiatan yang pertama dilakukan bersamaan dengan penyingkiran tanaman invasif seperti eceng gondok.

"Jenis-jenis invasif itu membuat ekosistem aslinya terganggu," ujar Topik.

Berita terkait

Berita Lainnya