Pemerintah Pusat Diminta Bangun Embung di Kulon Progo
Embung bisa mendukung cetak sawah baru dan meningkatkan produksi pertanian.
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Anggota DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, dari Fraksi PKS Jeni Widiyatmoko mengharapkan pemerintah pusat dan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral DIY segera membangun embung di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pengasih, dalam rangka mendukung cetak sawah baru dan meningkatkan produksi pertanian di wilayah ini.
Jeni Widiyatmoko mengatakan Daerah Irigasi Plelen, Sidomulyo, Kecamatan Pengasih, mampu mengairi 200 hektare lahan pertanian, namun setiap tahunnya hanya bisa panen satu kali.
"Di Sedangsari ada Bendung Plelen, kami berharap bisa dioptimalkan sehingga dalam satu tahun, lahan pertanian seluas 200 hektare bisa panen lebih dari dua kali, dengan membangun embung di Desa Sidomulyo sebagai suplisi tambahan," kata Jeni.
Menurut dia, Bendung Plelen ini selain mengairi lahan pertanian 200 hektare, juga dapat mendukung cetak sawah baru. Namun Bendung Plelen ini membutuhkan suplisi air supaya mengoptimalkan masa tanam hingga 100 persen.
"Cetak sawah baru bisa tambah, karena pembebasan lahan untuk pembangunan jaringan irigasi belum dilakukan sejak puluhan tahun lalu. Kalau sumber air terbangun, maka air dapat dialirkan sampai Pereng, dan Girinyono, Kecamatan Pengasih," katanya.
Menurut dia, embung juga bisa dijadikan tempat wisata di Desa Sidomulyo, serta mendukung budi daya perikanan. "Embung ini akan banyak manfaat yang akan didapat masyarakat di Desa Sidomulyo," katanya.
Saat ini, DPUP-ESDM DIY sedang membuat kajian pembangunan embung di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, untuk mengaliri lahan pertanian lebih dari 186 hektare.
Staf Sumber Daya Alam DPUP-ESDM DIY Abdullah mengatakan pihaknya mendapat laporan dan pengajuan pembangunan embung dari Pemerintah Desa Sidomulyo, Kecamatan Pengasih, guna suplisi air untuk kebutuhan pengairan sawah di kawasan Desa Sidomulyo.
"Permasalahan di area persawahan di Desa Sidomulyo setiap masa tanam kedua selalu kekurangan air, sehingga tidak bisa tanam dan bisa tanam tapi gagal panen. Hal itu yang sedang kami kaji. Nanti bagaiman MT II, ada tambahan dan suplisi air mencukupi kebutuhan air pertanian," kata Abdullah.
Ia mengatakan pihaknya akan melakukan kajian sumber mata air yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung pembangunan embung, selain Bendung Plelen. Nanti sumber air itu akan dikaji semua mana mampu mengairi Derah Irigasi Plelen.
Berdasarkan kajian awal, di Desa Sidomulyo ini ada beberapa lokasi yang bisa dibangun embung yang bisa dibangun. Pihaknya sudah melakukan survei pada lokasi pertama.
"Hasil studi ini akan kami jadikan dasar sebagai bahan membuat studi kelayakan (FS) dan akan kami ajukan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat supaya dapat dibangun segera," katanya.
Konsultan Seiya Sutiyas Aji mengatakan berdasarkan informasi masyarakatdisebutkan bahwa persoalan di Bendung Plelen selain sedimentasi di hulu bendungan adalah masalah kekurangan air. Masalah kekurangan air tersebut dialami saat musim kemarau tiba, yakni pertengahan MT II. Hal ini mengakibatkan tidak optimalnya usaha tani di Daerah Irigasi Plelen.
Untuk meningkatkan usaha tani di Daerah Irigasi Plelen diperlukan upaya penambangan sumber air untuk mencukupi kebutuhan minimalnya di musim kemarau, sehingga dapat mencapai pola tanam padi-padi-polowijo dengan produktivitas 100 persen di tiap musim tanam.
Ia mengatakan berdasarkan hasil studi awal, embung yang akan dibangun ini bisa menampung air lebih dari 140 ribu meter kubik yang bisa mengairi area persawahan lebih dari 186 hektare.
"Salah satu potensi yang dapat dikebangkan adalah membangun embung di DAS Bendung Plelen. Potensi tersebut terdapat di Dusun Talunombo, Desa Sidomulyo, di anak Sungai Clereng," katanya.