Tabrakan terhadap Keluarga Muslim Kanada telah Direncanakan
IHRAM.CO.ID, TORONTO -- Seorang pengemudi menabrakkan sebuah truk pikap ke sebuah keluarga beranggotakan lima orang. Tabrakan ini menewaskan empat orang dan melukai anggota keluarga yang lain. Petugas kepolisian Kanada menyebut serangan ini telah direncanakan dan menargetkan para korban yang beragama Islam, Senin (7/6).
Pihak berwenang juga mengatakan seorang pemuda telah ditangkap di tempat parkir sebuah mal terdekat, setelah insiden Ahad malam di kota Ontario, London. Polisi mengatakan sebuah truk pikap hitam terlihat menaiki trotoar dan menabrak para korban di persimpangan jalan.
"Ini adalah tindakan pembunuhan massal yang dilakukan terhadap Muslim. Hal itu berakar pada kebencian yang tak terkatakan. Besarnya kebencian semacam itu dapat membuat satu pertanyaan, 'siapa kita sebagai sebuah kota'," ujar Wali Kota London, Ed Holder, dikutip di CBS Austin, Selasa (8/6).
Dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press, Holder menyebut tindakan pembunuhan ini telah menyebabkan musnahnya tiga generasi keluarga. Hal ini merupakan tindakan yang mengerikan.
Polisi mengatakan korban tewas adalah seorang wanita berusia 74 tahun, pria berusia 46 tahun, wanita berusia 44 tahun, dan seorang gadis berusia 15 tahun. Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun dilaporkan dalam kondisi serius. Para pejabat menyebut pihak keluarga meminta nama-nama korban tidak dirilis.
Nathaniel Veltman, pelaku tabrakan, telah ditahan dan menghadapi empat tuduhan pembunuhan tingkat pertama. Polisi mengatakan Veltman merupakan seorang warga London dan tidak mengenal para korban secara personal.
Detektif Supt. Paul Waight mengatakan Veltman mengenakan rompi yang tampak seperti pelindung tubuh. Hingga saat ini polisi masih tidak tahu apakah tersangka merupakan anggota kelompok kebencian tertentu.
Dia lantas mengatakan polisi London bekerja sama dengan polisi federal dan jaksa untuk melihat kemungkinan tuduhan terorisme. Waight menolak untuk merinci bukti yang menunjukkan kemungkinan kejahatan rasial, tetapi mengatakan serangan itu direncanakan.
Sekitar selusin petugas polisi menyisir area di sekitar lokasi kecelakaan untuk mencari bukti. Penanda biru di tanah menghiasi persimpangan jalan tersebut.
"Kami yakin para korban menjadi sasaran karena keyakinan Islam mereka," kata Kepala Polisi London, Stephen Williams.
Ia menyebut pihaknya memahami peristiwa ini dapat menyebabkan ketakutan dan kecemasan di masyarakat, khususnya di komunitas Muslim dan komunitas mana pun yang ditargetkan oleh kebencian.
Ia menegaskan tidak ada toleransi dalam komunitas yang dilatarbelakangi oleh kebencian dan menargetkan orang lain dengan kekerasan.
Negara Kanada pada umumnya ramah terhadap imigran dan semua agama. Tetapi, pada tahun 2017 seorang pria Kanada Prancis yang dikenal anggota sayap kanan dan memiliki pandangan nasionalis, melakukan penembakan di sebuah masjid Kota Quebec yang menewaskan enam orang.
Seorang wanita yang menyaksikan kecelakaan maut itu mengatakan dia tidak bisa berhenti memikirkan para korban. Wanita itu, Paige Martin, mengatakan dia berada di lampu merah sekitar pukul 20:30 ketika pickup besar itu bergerak melewatinya.
"Saya terguncang, mengira itu adalah pengemudi yang mabuk," kata Martin.
Beberapa menit kemudian, dia menemukan pemandangan yang mengerikan dan kacau di persimpangan dekat rumahnya. Ia pun segera berlari untuk membantu, di saat seorang petugas polisi melakukan pengecekan di dada salah satu korban dan tiga orang lainnya tergeletak di tanah. Beberapa lusin orang berdiri di trotoar dan beberapa pengemudi turun dari mobil mereka untuk membantu.
Martin lantas menyebut tidak bisa menghilangkan ingatan suara jeritan itu dari kepalanya. Dari apartemennya, ia bisa melihat lokasi kejadian dan menyaksikan seorang petugas menutupi salah satu tubuh sekitar tengah malam.
Seorang pengacara London dan pemimpin komunitas Muslim, Nawaz Tahir, mengatakan setiap pihak harus menghadapi dan membasmi Islamofobia dan kekerasan Islam. "Bukan besok, tapi hari ini, demi anak-anak kita, keluarga kita, komunitas kita," kata dia.
Di sisi lain, Walikota mengatakan bendera akan diturunkan selama tiga hari di London, yang katanya memiliki 30.000 hingga 40.000 Muslim di antara lebih dari 400.000 penduduknya.
"Kepada komunitas Muslim di London dan Muslim di seluruh negeri, ketahuilah bahwa kami mendukung Anda. Islamofobia tidak memiliki tempat di komunitas kami. Kebencian ini berbahaya dan tercela, dan itu harus dihentikan," ujar Perdana Menteri Justin Trudeau.