Satu Keluarga Muslim Dibunuh, Kanada Tindak Ekstremis Daring

PM Trudeau telah berjanji mengintensifkan upaya memerangi kelompok sayap kanan.

REUTERS/Carlos Osorio
Anggota Selamati meletakkan bunga tanda berduka di lokasi penabrakan keluarga Muslim di London, Ontario, Kanada, 7 Juni 2021. Polisi mengatakan serangan tersebut merupakan kejahatan kebencian anti-Islam.
Rep: Dwina Agustin Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, ONTARIO -- Kanada akan segera mengungkap langkah-langkah untuk menindak ekstremisme daring menyusul pembunuhan terhadap sebuah keluarga Muslim. Peristiwa itu menurut polisi merupakan bentuk dari kejahatan yang diilhami oleh kebencian.

"Pemerintah kami terus melakukan apa yang diperlukan, jelas bekerja dengan platform media sosial, untuk memerangi kebencian daring dan kami akan berbicara lebih banyak tentang langkah-langkah spesifik dalam beberapa minggu mendatang," kata Menteri Urusan Antar Pemerintah Dominic LeBlanc.

Hingga saat ini kepolisian belum menemukan bukti bahwa tersangka, Nathaniel Veltman, memiliki hubungan dengan kelompok kebencian. Namun dia telah menewaskan empat anggota keluarga dengan menabrak mereka menggunakan truk di London, Ontario, 200 km barat daya Toronto pada Ahad (6/6).

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau juga telah menghadapi keluhan dari komunitas agama dan etnis bahwa Ottawa belum berbuat cukup untuk memerangi kefanatikan dan rasisme. Dia berjanji untuk mengintensifkan upaya memerangi kelompok sayap kanan. "Kami belum mengetahui semua penyebab atau alasannya, tetapi mungkin ada unsur hasutan daring untuk melakukan kekerasan," kata Trudeau pada konferensi tentang tata kelola digital pada Rabu (9/6).

Pada Januari, Trudeau meminta Menteri Warisan Steven Guilbeault untuk bekerja dengan Menteri Keamanan Publik Bill Blair. Mereka diminta untuk mengambil tindakan dalam memerangi kelompok kebencian dan kebencian daring. Sebulan kemudian, Kanada menyebut kelompok sayap kanan Proud Boys sebagai entitas teroris, dengan mengatakan itu merupakan ancaman keamanan aktif.


Asisten profesor dan pakar keamanan di Carleton University Ottawa, Stephanie Carvin, mengatakan opsi jangka pendek yang paling mungkin adalah melarang lebih banyak organisasi ekstremis.

Profesor politik dan pakar keamanan dan terorisme di Royal Military College of Canada, Christian Leuprecht, mencatat data resmi menunjukkan kejahatan rasial yang dilaporkan ke polisi turun pada 2019 dibandingkan dengan 2018. Menurutnya, daripada membuat daftar kelompok dan memperluas definisi perilaku apa yang dapat diterima, Kanada membutuhkan alat kebijakan khusus untuk menangani fenomena terpisah dari kebencian, ekstremisme kekerasan, dan kekerasan ekstremis.

"Saya khawatir kita menciptakan palu yang sangat besar yang menyatukan semua ini ... dan yang mungkin mencetak poin politik tetapi tidak benar-benar menyelesaikan masalah," kata Leuprecht.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler