Tinjauan Sufistik yang Dapat Predikat Haji Mabrur
IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Menurut tinjauan sufistik predikat haji mabrur itu bukan semata-mata diraih oleh orang-orang yang telah menunaikan ibadah haji. Tetapi dapat pula diraih oleh orang yang tadinya hanya sebatas pintu rumah.
"Dia memperoleh predikat haji mabrur meskipun belum menunaikan ibadah haji," kata Mokh Syaiful dalam bukunya "Belum Haji Sudah Mabrur".
Itu berarti niat ibadah hajinya diterima sebagai haji mabrur, karena melakukan amal kebajikan yang mengagumkan. Amalan ibadah apakah yang telah dia lakukan sehingga sampai pada derajat haji mabrur?
"Haji mabrur terutama dalam kasus haji mabrur yang diraih oleh seorang bernama Muwaffaq yang sebenarnya hanya menunaikan ibadah haji sebatas pintu rumahnya," katanya.
Hal ini selaras dengan pesan hadis Rasulullah bahwa mabrur itu ialah perkataan yang baik dan memberi makan. Bukankah memberi uang yang akan digunakan sebagai ongkos pergi haji, memberi makan terhadap anak yatim sebagaimana yang dilakukan Muwaffaq termasuk dalam memberi makan?"
Begitu pula, dalam sebuah hadis lainnya yang disampaikan oleh Anas ra Rasulullah SAW menyebutkan bahwa seseorang yang menghadap Tuhannya dengan berbuat baik terhadap ibunya, berarti dia telah melaksanakan haji, umroh dan jihad. Bukankah di dalam berbakti kepada orang tua itu antara lain ialah dengan perkataan yang baik dan memberi makan?
Mokh Syaiful Bahri mengatakan, berdasarkan pemahaman ini, maka jelaslah bahwa predikat Haji Mabrur dalam perspektif sufistik tidak semata-mata diberikan kepada orang yang telah menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Akam tetapi juga diberikan kepada hamba-hamba Allah yang melakukan amalan ibadah yang mengagumkan.
"Sehingga Allah memberi derajat pahala Haji Mabrur," katanya.
Ini merupakan celah bagi orang-orang yang tak memiliki ongkos untuk menunaikan ibadah haji. Namun ingin mendapat predikat Haji Mabrur.
"Wallahu A'lam Bishawab," katanya.