Keliling Cari RS Kosong, Pasien Covid Meninggal di Jalan

Pasien Covid asal Lohbener meninggal dunia setelah gagal mendapat perawatan di RS.

REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pasien Covid-19 (ilustrasi)
Rep: Lilis Sri Handayani Red: Bayu Hermawan

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Seorang pasien Covid-19 asal Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu, meninggal dunia setelah tidak mendapatkan tempat perawatan di rumah sakit. Sebelum meninggal, pihak keluarga sempat mendatangi lima rumah sakit, namun semua dalam kondisi penuh, hingga akhirnya pasien tersebut meninggal di jalan.

Baca Juga


Peristiwa itu terjadi pada Selasa (15/6). Pasien laki-laki berusia 43 tahun itu terkonfirmasi positif Covid-19 dengan gejala berat dan mengalami sesak napas. Kepala Puskesmas Lohbener, Uswatun Hasanah, menjelaskan kondisi pasien saat itu memang sudah sangat lemah. 

Saat dilakukan rapid tes antigen, hasilnya positif Covid-19. Pihaknya kemudian berusaha mencarikan RS yang kosong sebagai tempat rujukan pasien Covid-19. "Tapi kemarin itu penuh semua," kata Uswatun, Rabu (16/6).

Menurut Uswatun, pihaknya sudah menyampaikan kepada keluarga pasien mengenai kondisi ruang isolasi di RS yang penuh. Pihaknya juga memberikan penanganan seadanya sambil menunggu informasi lebih lanjut mengenai ketersediaan tempat tidur bagi pasien Covid-19.

Namun, saat itu keluarga berinisiatif membawa pasien berkeliling mencari RS yang kosong dengan menggunakan mobil pribadi. Mobil yang mereka gunakan merupakan mobil bak terbuka.

Uswatun menyatakan, pihaknya sebenarnya sudah menyiapkan mobil ambulance untuk merujuk pasien ke RS. Hanya saja, setelah berupaya mencari informasi mengenai rumah sakit yang kosong, ternyata tak ada satupun rumah sakit rujukan yang bisa menampung pasien Covid-19 baru.

"Mungkin dari pada menunggu, mereka akhirnya berusaha mencari rumah sakit sendiri," ujar Uswatun.

 

Pihak keluarga pasien kemudian membawa pasien itu berkeliling mulai dari RS Mitra Plumbon Indramayu, RS Sentra Medika, RS Bhayangkara, RSUD MIS Krangkeng dan RSUD Indramayu. Namun, ruang isolasi di RS yang mereka datangi dalam kondisi penuh. Pasien akhirnya meninggal dunia di jalan depan UGD RSUD Indramayu. 

Pihak keluarga pasien melaporkan kabar meninggalnya pasien kepada Puskesmas Lohbener. Mereka pun berinisiatif membawa pulang jenazah ke rumah.

Mendapat laporan itu, pihak Puskesmas Lohbener segera berkoordinasi dengan tim pemulasaraan jenazah Covid-19 Kabupaten Indramayu. Namun, tim pemulasaraan jenazah Covid-19 saat itu kewalahan karena banyaknya pasien yang meninggal.

"Ada tiga pasien yang meninggal, mereka kewalahan," kata Uswatun.

Uswatun mengatakan, pihaknya kemudian meminta saran dari Satgas Covid-19 Kabupaten Indramayu. Satgas lantas mengarahkan agar pemulasaraan jenazah dilakukan oleh Satgas Covid-19 di tingkat desa.

Pihak puskesmas pun langsung memberikan edukasi mengenai cara pemulasaraan jenazah Covid-19. Mereka juga memfasilitasi alat pelindung diri (APD) lengkap. Pemulasaraan terhadap jenazah pasien akhirnya bisa terlaksana.

 

Sementara itu, Bupati Indramayu, Nina Agustina, telah meminta kepada para pimpinan rumah sakit pemerintah untuk menambah jumlah tempat tidur dan ruangan untuk pasien Covid-19. "Situasinya harus cepat bergerak dan diatasi. Rumah sakit segera tambah ruangan dan tempat tidurnya," tegasnya. 

Nina memahami, penambahan ruangan dan tempat tidur tersebut akan berdampak pada penambahan dokter dan tenaga medis lainnya. Untuk itu, saat ini tengah dimatangkan untuk diperbantukannya tenaga dokter dan perawat yang ada di berbagai puskesmas di sekitar rumah sakit tersebut. Bahkan, jika memungkinkan akan dibuka rekruitmen tenaga kontrak dan relawan baru.

"Dokter dan perawat dari Puskesmas terdekat bisa kita perbantukan untuk di rumah sakit. Jika memungkinkan, kita  juga buka tenaga kontrak untuk tenaga kesehatan," tandas Nina. 

 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler