Klub Sepak Bola Muslimah Dibuka di London
IHRAM.CO.ID, LONDON -- Muslimah di London Barat akhirnya mendapatkan tempat untuk berlatih olahraga secara bebas. Didukung oleh Afganistan dan Asosiasi Asia Tengah di Feltham dan Comic Relief, Abresham FC membuka klub sepak bola muslimah dua bulan lalu.
"Kami ingin meningkatkan visibilitas gadis-gadis Muslim dalam olahraga, dan bukan hanya gadis Muslim tetapi gadis pada umumnya," kata Koordinator sepak bola putri badan amal, Alice Bletsoe (24), dilansir dari About Islam, Kamis (17/6).
Ini merupakan klub sepak bola putri pertama di kota tersebut. Dibuka sejak dua bulan lalu, kini klub telah memiliki lebih dari 50 peserta terdaftar berusia antara 8 tahun hingga 16 tahun.
“Ada banyak sekali keterwakilan perempuan dalam olahraga, tetapi dengan menciptakan skuad dan mengembangkan keterampilan mereka dan membantu mereka menjadi sebaik mungkin, hal itu dapat mendorong gadis-gadis lain untuk melakukan hal yang sama," ujar Alice.
“Ada komunitas Afghanistan yang besar di London Barat dan Feltham khususnya," tambahnya.
Dengan meluncurkan tim sepak bola, asosiasi berharap akan mendukung gadis-gadis muda di masyarakat, mengembangkan keterampilan dalam olahraga dan juga bertemu keluarga Afghanistan dan Muslim lainnya di daerah tersebut.
“Gadis-gadis itu sangat menikmatinya dan orang tuanya sangat mendukung. Kadang-kadang orang tua lebih bersemangat daripada anaknya, mereka seperti 'ayo kita bermain sepak bola," kata Alice.
Di seluruh dunia, wanita Muslim menentang hambatan budaya dan stereotip untuk bersaing dan unggul di tingkat tertinggi olahraga, dalam sepak bola, anggar, angkat besi, bola basket, hoki es, dan banyak lagi.
Pada 2016, 14 wanita Muslim meraih medali di Olimpiade Rio, termasuk pemain anggar Amerika, Ibtihaj Muhammad, wanita Muslim pertama yang mewakili Amerika Serikat di podium. Namun, olahraga lain terus mengalami diskriminasi serupa terhadap wanita Muslim berhijab, seperti judo yang melarang judoka Indonesia, Miftahul Jannah pada Oktober lalu dari Asian Para Games ketika dia menolak untuk melepas jilbabnya.