Museum Gastronomy Indonesia Diluncurkan dalam Versi Digital

Museum Gastronomy Indonesia (MGI) bawa makanan Indonesia ke dunia.

Republika TV/Fian Firatmaja
Museum Gastronomy Indonesia (MGI) bawa makanan Indonesia ke dunia (Foto: ilustrasi)
Rep: Inas Widyanuratikah Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Gastronomy Community (IGC) meluncurkan Museum Gastronomy Indonesia (MGI) berbentuk digital pada Kamis (17/6). Ketua Umum IGC, Ria Musiawan mengatakan, selain berfungsi sebagai museum, MGI juga bertujuan untuk menjadi pendorong sektor gastronomi di Indonesia.

Ria mengatakan, MGI juga akan didorong untuk bisa meningkatkan industri pariwisata dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Hadirnya MGI akan membuka penguatan terhadap kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan terkait.

"Sehingga, misi besar untuk melestarikan makanan Indonesia dan membawa kuliner Indonesia ke panggung dunia dapat terwujud," kata Ria, saat peluncuran MGI, Kamis (17/6).

MGI juga mendukung program 'Indonesia Spice Up the World' untuk melakukan sosialisasi lima kuliner unggulan di kancah internasional. Kelima kuliner unggulan tersebut yakni rendang, soto, nasi goreng, satai, dan gado-gado. Hal ini menurut Ria akan semakin memungkinkan dengan didukung museum virtual.

Ia menambahkan, inisiasi pendirian MGI telah dilakukan sejak satu tahun terakhir. "Sejak awal MGI dirancang untuk menggaet utamanya generasi milenial yang memiliki literasi internet dan teknologi cukup tinggi. Oleh sebab itu, IGC sebagai penggagas menggandeng PT Siji Solusi Digital yang berpengalaman di bidang teknologi informasi dan pengembangan konten digital," kata Ria menambahkan.

Direktur Utama PT Siji Solusi Digital, Dimas Fuady mengatakan museum virtual ini dirancang untuk mengakomodir kebutuhan milenial. Penyajian materi hasil pemikiran dan penelitian para dewan pakar IGC juga menjadi tantangan tersendiri dalam membuat desain dan fitur-fitur interaktif lainnya.

Ia mengibaratkan, MGI merupakan pintu kemana saja yang memungkinkan pengunjung untuk berpindah ke satu tempat ke tempat lainnya sambil belajar sejarah dan asal-usul proses budaya. Pengunjung bisa merasakan belajar sejarah gastronomi tertentu langsung dari tempat asalnya di dalam museum virtual tersebut.

"Kini ide MGI secara virtual menjadi sangat relevan dengan kondisi pandemi Covid-19, di saat banyak museum tutup dan tidak bisa dikunjungi," kata Dimas.

Museum virtual ini dapat diakses melalui museumgastronomi.id. Di dalamnya, tersedia sumber informasi, pengetahuan, pendidikan, dan hiburan. Keberadaan MGI diharapkan dapat mendukung berbagai sektor terkait gastronomi Indonesia secara berkelanjutan.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler