Prodi Satistika Unisba Beri Literasi Statistika Guru
44 persen guru mengatakan bahwa kemampuan mengolah datanya masih belum cakap
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, di tahun 2019 silam yang menyebutkan bahwa kemampuan yang seharusnya ada dalam kurikulum sekolah adalah bahasa inggris, bahasa koding, statistika, dan psikologi tentunya banyak merebut perhatian publik. Bagaimana tidak? Selama ini memang kemampuan tersebut sebagian besar belum dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah kecuali di jurusan yang memang terkait dengan kemampuan tersebut di universitas.
Tidak dapat dipungkiri bahwa 4 kemampuan yang disebutkan ini memegang peranan vital mengingat kemajuan teknologi dan persaingan global yang dihadapi oleh masyarakat dalam dunia kerja. Jadi memang sangat baik apabila kemampuan ini bisa dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah. Namun, hal ini membuat kita bertanya apakah sekolah siap untuk memasukkan kemampuan tersebut ke dalam kurikulum?.
Untuk menjawab hal tersebut, tentunya skill pengajar yang mumpuni untuk kemampuan ini sangat diperlukan. Apabila kurikulum ini memang benar akan dimasukkan, tentunya harus dipersiapkan dengan matang dan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Sebelum memasukkan pengajar baru, ada baiknya dimulai dulu dengan meningkatkan skill terkait kemampuan tersebut untuk guru-guru yang sudah ada di sekolah.
Sebelum melangkah lebih jauh kesana, kita tentunya harus memperhatikan bagaimana kemampuan guru saat ini. Di tengah pandemi, kesuksesan pembelajaran daring tentunya sangat bergantung pada kemampuan teknologi informasi (IT) guru. Saat ini semua guru dipaksa untuk belajar menggunakan teknologi yang tadinya tidak pernah dipakai.
Dari survey yang diadakan oleh Prodi Statisika, FMIPA Unisba di tahun 2020 yang diikuti oleh 140 guru dari PAUD, SD, SMP, SMA, sebesar 44 persen guru mengatakan bahwa kemampuan mengolah datanya masih belum cakap dimana 8 persen-nya sama sekali tidak bisa menggunakan software pengolahan data sederhana sama sekali. Hal ini mengindikasikan bahwa untuk hal administrasi sederhana saja, hampir setengah dari sampel guru masih kesulitan untuk melakukannya. Dengan berlandaskan ini, pelatihan yang dapat membantu guru untuk menguasai skill IT untuk meningkatkan kelancaran dan kualitas dari pembelajaran daring sangat diperlukan.
Salah satu upaya untuk membantu meningkatkan kemampuan pada bidang IT dan statistika untuk guru datang melalui program pengabdian kepada masyarakat (PKM) bertajuk “Optimalisasi Literasi Statisika Guru SMA untuk Meningkatkan Kemampuan Pengolahan Data”. Pelatihan dari prodi statistika Unisba ini ,diadakan untuk 60 guru SMA di Kabupaten Bandung pada 3 April 2021 lalu.
Ketua tim PKM, Nur Azizah Komara Rifai, S.Si., M.Si., mengatakan, dalam PKM ini guru diajari bagaimana cara menginput dan mengolah data dengan kasus data yang digunakan di sekolah, seperti data absensi dan nilai untuk mengisi rapor elektronik. “ Hal ini agar guru dapat langsung mengerjakannya sesuai dengan kebutuhan mereka di sekolah masing-masing. Pelatihan ini juga telah diuji mampu secara signifikan meningkatkan kemampuan guru dalam pengetahuan mengolah data.” Katanya.
Dengan meningkatnya kemampuan pengolahan data guru kata Nur Azizah, tentunya akan mempermudah perihal administrasi seperti absensi dan nantinya guru dapat lebih bisa menganalisis perkembangan siswa sehingga dapat mendesain kegiatan yang paling merangsang keingintahuan siswa lewat data yang sudah ada dan diolah.
Nur Azizah mengakui bahwa tidak bisa dipungkiri lagi jika kemampuan IT dan pengolahan data merupakan kunci dimasa pandemi. Menurutnya, setiap sektor membutuhkannya karena harus beradaptasi dengan era new normal dan masih belum diketahui kapan selesainya masa pandemi ini.
“Perjuangan terbaik saat ini adalah bagaimana mengoptimalisasi kemampuan IT dari masyarakat Indonesia agar dapat bertahan di tengah pandemi, dimulai dari bangku sekolah, untuk investasi di masa depan,” katanya.