Sidebar

Siapa Saja Sih Orang Betawi?

Tuesday, 22 Jun 2021 19:38 WIB
Seniman menyelesaikan pembuatan ondel-ondel Betawi ukuran besar di kawasan Jagakarsa, Jakarta, Minggu (20/6/2021). PT Jakarta Propertindo (JakPro) bekerja sama dengan 25 perajin membuat 10 ondel-ondel raksasa setinggi 4,94 meter untuk dipamerkan di Taman Ismail Marzuki (TIM) dalam rangka memperingati HUT ke-494 DKI Jakarta pada 22 Juni 2021.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Betawi erat dikatkan dengan Jakarta. Orang Betawi sudah ada sejak dulu. Beberapa sejarawan dan peneliti mengungkapkan beragam pendapatnya perihal asal usul orang Betawi.


Menurut Sagimun dalam bukunya berjudul Jakarta dari Tepian Air ke Kota Proklamasi dan Adolf Heuken Sj dalam Historical Site of Jakarta, orang Betawi disebut manusia proto Melayu Betawi. Mereka adalah manusia yang tinggal di kawasan utara Jawa bagian barat sejak sekitar abad kelima sebelum Masehi.

Dikutip setubabakanbetawi.com, Selasa (22/6), informasi mengenai orang Betawi juga terdapat dalam naskah klasik berjudul Syair Bujangga Manik. Menurut Ahli Naskah Klasik Prof J. Noordhuyn, naskah itu ditulis pada akhir abad ke-15. Dalam syair tersebut disebutkan beberapa nama di sekitar Jakarta, yaitu Labuan (Pelabuhan Kalapa), Pabeyaan (sekitar Museum Bahari), Mandi Rancan, dan Ancol Temyang (kemungkinan daerah Rowa Malaka.  Berdasarkan syair itu, tempat-tempat tersebut sudah berpenduduk.

Ada juga yang mengatakan Betawi berasal dari kesalahan penyebutan kata Batavia menjadi Betawi. Menurut Bunyamin Ramto, masyarakat Betawi secara geografis dibagi menjadi dua bagian, yaitu Tengah dan Pinggiran. Masyarakat Betawi Tengah meliputi wilayah dulu yang menjadi Gemente Batavia minus Tanjung Priok dan sekitarnya yang dipengaruhi oleh budaya Melayu dan agama Islam. Sementara Betawi Pinggiran dibagi lagi menjadi dua, yaitu bagian utara dan selatan.

Dilansir situs jakarta.go.id, komunitas penduduk di Jawa yang berbahasa Melayu di kemudian hari disebut sebagai orang Betawi. Orang Betawi adalah mereka yang hasil percampuran antara orang-orang Jawa, Melayu, Bali, Bugis, Makasar, Ambon, Manado, Timor, Sunda, dan mardijkers (keturunan Indo-Portugis).

Di samping itu, orang Betawi juga merupakan hasil dari percampuran darah antara berbagai etnis, yakni budak-budak Bali, serdadu Belanda, dan serdadu Eropa lain, pedagang Cina atau Arab, orang Sunda, dan orang Mestizo. Dalam buku Jaarboek van Batavia oleh Vries tahun 1927 disebutkan semula penduduk pribumi terdiri dari suku Sunda. Namun, seiring berjalannya waktu bercampur dengan suku-suku lain. Keturunan mereka disebut inlanders yang bekerja pada orang Eropa dan Cina sebagai pembantu rumah tangga, kusir, supir, pembantu kantor, atau opas.

Untuk latar belakang jumlah penduduk atau pendukung budaya Betawi, pada masa lalu maupun sekarang tidak diketahui secara pasti. Catatan yang berasal dari tahun 1673 menunjukkan bahwa jumlah penduduk (dalam tembok kota) Jakarta adalah 27.068 jiwa. Jumlah ini terdiri atas orang merdeka dan budak yang banyaknya hampir seimbang.

Penduduk di luar tembok kota berjumlah 7.286 jiwa. Mereka yang berada dalam tembok kota terdiri atas orang Mardijkers, Cina, Belanda, Moor, Jawa, Bali, Peranakan Belanda, dan Melayu. Golongan yang jumlahnya terbesar adalah Mardijkers (5.362 jiwa) dan yang terkecil Melayu (611 jiwa). Menurut proyeksi lebih baru tentang jumlah orang Betawi di Jakarta dan sekitarnya, jumlah orang Betawi pada tahun 1930 (menurut sensus) adalah 418.894 jiwa, dan pada tahun 1961 adalah 655.400 jiwa. 

https://jakarta.go.id/artikel/konten/2739/betawi-suku123

http://www.setubabakanbetawi.com/orang-betawi/

Berita terkait

Berita Lainnya