Inilah Hasil Pendudukan AS di Afghanistan
IHRAM.CO.ID, Sudah dua puluh tahun berlalu sejak pemerintah AS meluncurkan "Operation Enduring Freedom" pada tahun 2001 dengan menyerbu Afghanistan.
Kala itu targetnya adalah menghabisi pemerintah Taliban karena menyembunyikan Osama Bin Laden, dalang di balik serangan teror 9 September. Tentara Amerika terus bercocokol di Afghanistan meski sudah sepuluh tahun sejak pemimpin Osamah tewas dalam serangan udara AS pada 2 Mei 2011.
Kini, Presiden AS Joe Biden pada hari Rabu beberapa waktu lalu, telah mengumumkan bila sudah saatnya untuk mengakhiri perang di Afghanistan itu yang juga merupakan perang terpanjang Amerika.
Presiden Biden mengatakan sembari menarik pasukan dari Afghanistan pada 11 September nanti, ia memang mendorong kembali tenggat waktu penarikan pasukan secara bertahap mulai 1 Mei yang sebelumnya disepakati oleh mantan Presiden Donald Trump.
Seperti dilansir Al Jazeera, Bila dilihat dari sisi biaya korban manusia dari perang, maka selama itu diperkirakan 241.000 orang telah tewas sebagai akibat langsung dari perang sejak AS menginvasi Afghanistan untuk menggulingkan Taliban tersebut. Menurut angka terbaru dari Brown University, ribuan lainnya, yang sebagian besar warga sipil, telah meninggal karena kematian, penyakit dan cedera yang disebabkan oleh perang yang menghancurkan tersebut.
Bahkan, dari orang-orang yang tewas, 71.344 adalah merupakan warga sipil yang tinggal disepanjang perbatasan Afghanistan dengan Pakistan yang panjang dan keropos. Sedikitnya 47.245 warga sipil tewas di wilayah perbatasan sisi Afghanistan dan 24.099 dari sisi Pakistan.
Mengapa ini terjadi? Karena Afghanistan berbagi perbatasan pegunungan sepanjang 2.670 km (1.659 mil) dengan Pakistan. Di wilaya itu selama perang sering terjadi bentrokan perbatasan dan serangan pesawat tak berawak milik tentara AS.
Sementara itu, dari sisi personel militer dan polisi Afghanistan, yang telah berjuang bersama AS, mereka diperkirakan telah kehilangan antara 66.000 dan 69.000 tentara. Sedangkan pasukan AS dan sekutu NATO-nya telah membawa pulang 3.586 peti mati, dan setidaknya enam kali lebih banyak veteran yang terluka. Data ini menurut penghitungan yang disimpan oleh iCasualties.org.
Dari pihak kontra, yakni gerilyawan taliban, diperkirakan 84.191 orang tewas.
Keterangan foto: Seorang wanita dan gadis Afghanistan mendekati tentara AS di Kandahar 2 April 2010. [REUTERS/Tim Wimborne]
Akibat lainnya, akibat perang selama 20 tahun itu, Afghanistan terus menjadi salah satu tempat paling mematikan di dunia untuk anak-anak. Dalam satu dekade terakhir saja, Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA), telah mencatat setidaknya 7.792 anak tewas dan 18.662 terluka.
Banyak dari anak-anak yang terluka telah kehilangan anggota badan karena bom pinggir jalan dan serangan udara. Wanita telah membayar harga yang mahal juga karena mendapat lebih dari 3.000 kematian akibat perang dan 7.000 luka-luka sejak 2010.
Malahan 2020 telah menjadi tahun yang paling mematikan bagi perempuan di Afghanistan dalam dekade terakhir, yakni dengan 390 kematian yang tercatat.
Tak hanya itu, imbas serbuan tentara AS itu setidaknya telah menjadikan 2,7 juta dari 38 juta penduduk Afghanistan terpaksa mengungsi karena perang. Mereka kini berada di berbagai kamp pengungsi di negara tetangga Pakistan, Iran, dan sekitarnya. Dan kini dari catatan PBB ada 4 jua pengungsi yang berada di dalam negeri.