Sidebar

PBB Desak Israel Setop Hancurkan Properti Warga Palestina

Wednesday, 30 Jun 2021 13:49 WIB
Pemukim Israel membawa bendera Israel di pos terdepan Eviatar dekat kota Nablus di Tepi Barat utara, Senin, 21 Juni 2021. Pemukim mendirikan pos terdepan bulan lalu dan mengatakan sekarang menjadi rumah bagi puluhan keluarga. Palestina mengatakan itu dibangun di atas tanah pribadi dan khawatir itu akan tumbuh dan bergabung dengan pemukiman besar lainnya di dekatnya.

IHRAM.CO.ID, WASHINGTON – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengkhawatirkan terus berlanjutnya penghancuran bangunan atau properti milik warga Palestina di Yerusalem Timur oleh Israel. Dia mendesak Israel menghentikan tindakan tersebut.

“Dia (Guterres), sekali lagi, mengulangi seruannya agar otoritas Israel menghentikan penghancuran dan pengusiran (warga Palestina), sejalan dengan kewajiban Israel di bawah hukum humaniter dan hak asasi manusia internasional,” kata juru bicara Guterres, Stephane Dujarric, kepada awak media di markas PBB di New York, Amerika Serikat (AS), Selasa (29/6), dilaporkan Anadolu Agency.

Seruan Guterres itu muncul saat pasukan Israel menghancurkan sebuah toko dan apartemen milik warga Palestina di lingkungan Silwan, Yerusalem Timur. Penghancuran dilakukan karena otoritas Israel menilai bangunan-bangunan tersebut tak berizin.

Penghancuran toko dan apartemen itu telah memicu bentrokan antara warga Palestina dan aparat keamanan Israel. Gas air mata dan peluru karet ditembakan guna membubarkan massa. Bulan Sabit Merah Palestina menyebut, aksi represif aparat Israel menyebabkan 13 petugas medis terluka.

Palestina menuding Israel sengaja menggusur dan menghancurkan rumah warga Palestina di Silwan untuk mengusir warga Arab di sana. Sebagai gantinya, Israel memboyong para pemukim atau warganya ke sana.

Direktur the Wadi Hilweh Centre, Jawad Siam, mengatakan terdapat sekitar 8.000 warga Palestina di Silwan yang berisiko dideportasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Bangunan tempat mereka menetap juga rawan digusur atau dihancurkan untuk proyek permukiman Israel.


Berita terkait

Berita Lainnya