Sidebar

Erick: Industri Halal Penyeimbang Ekonomi Nasional

Wednesday, 30 Jun 2021 22:00 WIB
Menteri BUMN RI Erick Thohir memberikan sambutan saat acara Launching Nasional Kerjasama Pemberdayaan dan Pendampingan Umum UMKM antara PT Pos Indonesia, BNI dan GP Ansor di Kantor PP GP ANSOR, Jakarta, Rabu (30/6). Kerjasama ini diharapkan akan menjadi salah satu cara meningkatkan kewirausahaan pemuda dengan dengan modal yang terjangkau, perluasan akses pemasaran atas produk-produk anggota GP Ansor dan perluasan jaringan pembayaran wakaf dan travel haji dan umroh.Prayogi/Republika.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Industri halal menjadi penyeimbang ekonomi dalam memulihkan kondisi Indonesia yang tertekan akibat krisis pandemi COVID-19."Pandemi COVID-19 ini membangunkan kita dari tidur, kita punya market yang besar tetapi selama ini kita terlena. Industri halal harus menjadi salah satu bagian dari bagaimana kita menyeimbangkan ekonomi," kata Menteri BUMN Erick Thohir saat menghadiri peluncuran program agen pos Sobat Bayar di Jakarta, Rabu (30/6).

Baca Juga


Dia menyerukan bisnis fesyen muslim, kosmetik, hingga industri daging halal menjadi platform yang penting untuk dijaga dalam upaya memulihkan kondisi ekonomi nasional."Di bawah Masyarakat Ekonomi Syariah, kami memastikan investasi ke daerah juga bersahabat dengan pengusaha nasional," kata Erick.

Dalam laporan The State of Global Islamic Economy Report 2019-2020, Indonesia menduduki peringkat lima besar sebagai negara produsen produk halal di dunia.Pemerintah menargetkan Indonesia bisa menjadi produsen nomor satu produk halal di dunia pada 2024.

Erick menuturkan BUMN sebagai lokomotif pembangunan nasional memberikan keberpihakan kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar dapat mandiri dan tumbuh besar menjadi produsen produk halal.

"Pengadaan proyek-proyek BUMN yang di bawah Rp400 juta kami prioritaskan kepada UMKM," kata Erick.

Selain mendorong pengembangan UMKM, lanjut dia, ekonomi pesantren juga perlu ditingkatkan dengan memberikan kesempatan kepada santri untuk ikut mengelola bisnis komersial, di antaranya menjadi agen Pertashop.Dari 5.000 pesantren yang ditargetkan punya Pertashop, saat ini sudah ada 1.200 persantren yang telah mendaftar diri untuk mengikuti program dari Pertamina tersebut.

 

Berita terkait

Berita Lainnya